pemilu.antaranews.com
HITUNG CEPAT
PEMILU PRESIDEN 2024
25.55%
57.81%
16.62%
25.34%
58.08%
16.58%
25.06%
59.08%
15.86%
24.77%
59.19%
16.04%

Ganjar sering sebut "data" hingga kenalkan "viralisme" di debat capres

Rutan Salemba sudah terima logistik Pemilu 2024
Capres cawapres nomor urut dua Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka (kiri) meninggalkan podium disaksikan capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo saat acara debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.

Jakarta (ANTARA) - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo tercatat cukup sering menyebut kata "data", "Minimum Essential Force" (MEF), hingga mengenalkan istilah "viralisme" dalam Debat Ketiga Capres Pemilu 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1).

Sepanjang debat, ANTARA mencatat Ganjar mengucapkan kata “data” sebanyak 10 kali di debat kedua khusus untuk capres itu.

"Data" paling sering ia sebut pada segmen saling bertanya capres satu sama lain, yakni sebanyak tujuh kali.

Sesuai dengan tema debat, yakni pertahanan, keamanan, hubungan internasional, globalisasi, geopolitik, dan politik luar negeri, Ganjar juga cukup sering mengatakan kata "pertahanan" sebanyak 10 kali.

Baca juga: Ganjar tolak ajakan temu Prabowo untuk bahas data pertahanan

Selanjutnya, ada "Minimum Essential Force", kekuatan pokok minimum dalam modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista), disebutkan enam kali; lalu "alutsista" yang dia nilai penting sebagai salah satu bentuk investasi pertahanan Indonesia disebutkan lima kali.

Mantan gubernur Jawa Tengah tersebut juga menyebutkan beberapa kata dan istilah seperti “utang”, “tumpang tindih” dan “anggaran”, masing-masing sebanyak lima kali.

Kemudian, ada juga “polisi” dan “duta besar” (dubes) masing-masing sebanyak empat kali diucapkan di debat yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Baca juga: Ganjar usai debat: Saya orang yang "fair"

Hal menarik lainnya dari debat ketiga itu adalah Ganjar juga mengenalkan sejumlah istilah baru di beberapa pernyataannya, antara lain yang cukup mencuri perhatian adalah istilah “viralisme”, “duta besar siber”, hingga “sistem pertahanan 5.0" atau “SAKTI”.

Berikut adalah tabel dari 10 besar kata atau subtema yang paling sering diucapkan Ganjar di debat ketiga:

No. Kata/subtema Jumlah
1. Data 10
2. Pertahanan 10
3. Minimum Essential Force 6
4. Alutsista 5
5. Anggaran 5
6. Tumpang tindih 5
7. Utang 5
8. Duta besar/dubes 4
9. Polisi 4
10. Duta besar siber 3


Meskipun tidak diucapkan sebanyak “MEF” atau “data”, sejumlah istilah baru ada yang cukup menggelitik warganet.

“Viralisme”, misalnya, yang mengacu pada istilah “viral” atau “populer di dunia maya”, disebut saat berada di tema debat terkait globalisasi budaya Indonesia.

"Maka viralisme sebenarnya bagian yang bisa kita dorong dari Tanah Air sendiri, kalau kita lihat NIKI, Rich Brian, Carina (Joe) seorang intelektual yang hebat sekali, yang menemukan antivirus Astrazeneca, dia diaspora yang hebat, kita promosikan kita viralkan,” kata Ganjar.

Baca juga: Mau bersalaman dengan Prabowo, Anies: saya cari sudah tidak ada

Sementara, “duta besar siber”, menurut Ganjar, merupakan salah satu langkah untuk memperkuat pertahanan siber Indonesia.

Lalu, “sistem pertahanan 5.0” atau “SAKTI” merujuk pada program Perkasa dengan Keunggulan Teknologi 5.0 yang diusung Ganjar bersama cawapres Mahfud MD.

KPU RI telah menetapkan tiga pasangan capres-cawapres peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3.

Baca juga: Nusron Wahid soal skor buruk menhan: Ganjar-Anies tak punya kapasitas

Pewarta:
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2024
Nusron Wahid soal skor buruk menhan: Ganjar-Anies tak punya kapasitas Sebelumnya

Nusron Wahid soal skor buruk menhan: Ganjar-Anies tak punya kapasitas

Tak ada sengketa, KPU Cilegon tetapkan anggota legislatif terpilih Selanjutnya

Tak ada sengketa, KPU Cilegon tetapkan anggota legislatif terpilih