Jakarta (ANTARA) - Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Gamal Albinsaid mengatakan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno berkomitmen melanjutkan program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan saat terpilih menjadi presiden pada pemilu 2019.
"Ada sejumlah kekurangan yang perlu diperbaiki dalam pengelolaan BPJS Kesehatan, diantaranya mengenai defisit," kata Gamal dalam diskusi 'Merdekakan Sektor Kesehatan, Sejahterakan Ekonomi Rakyat' di Media Center Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Rabu.
Defisit yang semula Rp3,3 triliun pada 2014, menjadi Rp9,8 triliun pada 2017. Ia mengatakan, permasalahan defisit ini dapat menimbulkan permasalahan bagi dokter, rumah sakit dan perusahaan obat.
"Kami sangat mengapresiasi BPJS, akan melanjutkan, dan akan melakukan perbaikan," katanya.
Gamal mengatakan Prabowo-Sandiaga mempunyai solusi yang akan ditempuh untuk mengurangi permasalahan tersebut adalah menaikkan anggaran kesehatan.
Salah satunya dengan mencari anggaran di pos kementerian lain untuk BPJS Kesehatan agar tidak mengganggu anggaran Kementerian Kesehatan yang menurut Gamal sudah kurang.
"Untuk menutup di PBI (Penerima Bantuan Iuran), jadi bisa digunakan dari pos anggaran lain atau dari Kemensos, sehingga anggaran yang sudah minim ini bisa digunakan untuk infrastruktur kesehatan, untuk promotif dan preventif," kata Gamal.
Selain itu, pihaknya juga akan meningkatkan kualitas pelayanan BPJS Kesehatan. Menurutnya, masyarakat saat ini merasa kurang puas dengan pelayanan BPJS Kesehatan.
"Hari ini BPJS hadir, tapi kualitasnya dianggap oleh masyarakat mengalami penurunan, berbeda dengan pasien non BPJS," ujar Gamal.
Masalah lain dari BPJS Kesehatan adalah biaya klaim yang melebihi iuran. Karena itu, nantinya jumlah orang sakit akan dikurangi dengan program-program yang mengutamakan gaya hidup sehat. Hal itu menjadi komitmen dari Prabowo-Sandiaga untuk menyadari problem saat ini.
"Ada sejumlah kekurangan yang perlu diperbaiki dalam pengelolaan BPJS Kesehatan, diantaranya mengenai defisit," kata Gamal dalam diskusi 'Merdekakan Sektor Kesehatan, Sejahterakan Ekonomi Rakyat' di Media Center Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Rabu.
Defisit yang semula Rp3,3 triliun pada 2014, menjadi Rp9,8 triliun pada 2017. Ia mengatakan, permasalahan defisit ini dapat menimbulkan permasalahan bagi dokter, rumah sakit dan perusahaan obat.
"Kami sangat mengapresiasi BPJS, akan melanjutkan, dan akan melakukan perbaikan," katanya.
Gamal mengatakan Prabowo-Sandiaga mempunyai solusi yang akan ditempuh untuk mengurangi permasalahan tersebut adalah menaikkan anggaran kesehatan.
Salah satunya dengan mencari anggaran di pos kementerian lain untuk BPJS Kesehatan agar tidak mengganggu anggaran Kementerian Kesehatan yang menurut Gamal sudah kurang.
"Untuk menutup di PBI (Penerima Bantuan Iuran), jadi bisa digunakan dari pos anggaran lain atau dari Kemensos, sehingga anggaran yang sudah minim ini bisa digunakan untuk infrastruktur kesehatan, untuk promotif dan preventif," kata Gamal.
Selain itu, pihaknya juga akan meningkatkan kualitas pelayanan BPJS Kesehatan. Menurutnya, masyarakat saat ini merasa kurang puas dengan pelayanan BPJS Kesehatan.
"Hari ini BPJS hadir, tapi kualitasnya dianggap oleh masyarakat mengalami penurunan, berbeda dengan pasien non BPJS," ujar Gamal.
Masalah lain dari BPJS Kesehatan adalah biaya klaim yang melebihi iuran. Karena itu, nantinya jumlah orang sakit akan dikurangi dengan program-program yang mengutamakan gaya hidup sehat. Hal itu menjadi komitmen dari Prabowo-Sandiaga untuk menyadari problem saat ini.
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019