Jakarta (ANTARA) -
Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan pembentukan Rumah Transisi bisa membantu menyinkronkan program yang sudah dikampanyekan pasangan calon (paslon) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Pasalnya, kata dia, pemerintahan sebelumnya juga membentuk Rumah atau Tim Transisi saat unggul dalam pemilihan presiden (pilpres) guna melancarkan transisi pemerintahan.
“Rumah Transisi ini membantu memudahkan sinkronisasi program-program dari yang sudah dikampanyekan, yang dijanjikan oleh Prabowo-Gibran,” kata Ujang dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Pasalnya, kata dia, pemerintahan sebelumnya juga membentuk Rumah atau Tim Transisi saat unggul dalam pemilihan presiden (pilpres) guna melancarkan transisi pemerintahan.
“Rumah Transisi ini membantu memudahkan sinkronisasi program-program dari yang sudah dikampanyekan, yang dijanjikan oleh Prabowo-Gibran,” kata Ujang dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Selain itu, ia juga menilai Rumah Transisi bisa menyinkronkan program-program presiden-wakil presiden sebelumnya, yakni Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin, dengan program yang diusung Prabowo-Gibran.
Adapun Rumah Transisi juga dibentuk pada masa transisi pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Jokowi. Begitu pula pada masa transisi dari pemerintahan Megawati Soekarnoputri ke SBY.
“Dulu juga zaman Jokowi membuat tim transisi ketika 2014 yang lalu. Kalau dulu Pak SBY, itu membentuk Setgab atau Sekretariat Gabungan,” katanya menjelaskan.
Kendati demikian, Ujang menyebutkan akan terlalu jauh jika memikirkan tujuan Rumah Transisi ke arah pembentukan kabinet, sebab hal itu merupakan kewenangan Prabowo saat menjadi presiden nanti.
“Jadi kalau bicara urgensinya apa, ya dibilang penting ya penting, dibilang tidak, juga tidak. Tergantung dari kebutuhan presiden terpilih, Pak Prabowo. Kalau Pak Prabowo membutuhkan untuk misalkan menata, memanajemen soal koalisi begitu ya silakan,” ungkap Ujang.
Sebelumnya, Calon Presiden Nomor Urut 02 Prabowo Subianto saat berpidato di hadapan investor dan bankir di Jakarta, Selasa (5/3), meyakini transisi pemerintahan pada Oktober 2024 bakal berlangsung lancar.
Alasannya, Prabowo menyebut karena dia dan Koalisi Indonesia Maju merupakan bagian dari “Tim Presiden Joko Widodo”.
“Insya Allah saya akan dilantik pada 20 Oktober, dan saya pikir transisi (pemerintahan baru, red.) akan sangat lancar, karena sebagaimana kalian tahu, dari tiga pasang kandidat, tim saya secara terbuka mengakui kami bagian dari tim Presiden Jokowi. Kami tidak malu mengakui itu,” kata Prabowo saat berpidato dalam acara Mandiri Investment Forum 2024.
Prabowo menegaskan jika nanti dia resmi menjabat sebagai Presiden Ke-8 RI maka dia akan meneruskan kebijakan-kebijakan dan program kerja Presiden Jokowi yang memerintah selama dua periode atau 10 tahun.
Walaupun demikian, dia mengatakan tetap perlu ada yang dibenahi dan diperbaiki, terutama terkait sistem kerja yang selama ini masih kurang efisien dan praktik-praktik korupsi yang masih harus terus diberantas dan dicegah.
Baca juga: Psikolog ajak masyarakat kelola ekspektasi hadapi hasil pemilu
Baca juga: Polisi turunkan 3.055 personel amankan demo di KPU dan DPR/MPR RI
Baca juga: Psikolog ajak masyarakat kelola ekspektasi hadapi hasil pemilu
Baca juga: Polisi turunkan 3.055 personel amankan demo di KPU dan DPR/MPR RI
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2024
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2024