Kita mengatakan pemilu ini terlalu lama, menghabiskan energi, nanti harus mengubah undang-undangnya agar pemilu itu ya 1,5 bulan. Masa 'berantem' disuruh undang-undang sampai 8 bulanJakarta (ANTARA) - Ketua MPR yang juga Ketua Umum Partai Amanan Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengakui bahwa masa kampanye dalam pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg) 2019 selama 8 bulan sangat menguras energi.
"Kita mengatakan pemilu ini terlalu lama, menghabiskan energi, nanti harus mengubah undang-undangnya agar pemilu itu ya 1,5 bulan. Masa 'berantem' disuruh undang-undang sampai 8 bulan," kata Zulkifli di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, Rabu.
Zulkifli menyampaikan hal tersebut seusai menghadiri acara pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku masa jabatan 2019-2024 Murad Ismail dan Barnabas Orno. Acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto.
PAN yang dipimpin Zulkifli merupakan salah satu partai pendukung calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Kalau silaturahim kan pasti banyak yang kita bicarakan, soal pemilu terlalu lama sampai 8 bulan, habis energi," tambah Zulkifli.
Masa kampanye pemilu berlangsung mulai 23 September 2018 sampai 13 April 2019. Zulkifli sendiri adalah calon anggota legislatif (caleg) dari daerah pemilihan Lampung.
Senada dengan Zulkifli, Hasto Kritiyanto juga mengakui bahwa kampanye 8 bulan untuk pemilihan serentak itu melelahkan.
"Pak Zul juga banyak menyampaikan pengalamannya dalam kampanye 8 bulan yang melelahkan tersebut, tapi intinya bagaimana kita sebagai bangsa bersatu mengutamakan kepentingan umum dan 8 bulan sudah terlalu panjang untuk berkontestasi, saatnya semua berpikir tentang rekonsiliasi untuk bangsa dan negara," ujar Hasto.
Apalagi masa kampanye itu banyak diwarnai dengan berita bohong (hoaks) dan fitnah.
"Setelah pelantikan Pak Murad dan Pak Barnabas, Presiden Jokowi dengan Pak Surya Paloh, Pak Zul dan saya..jelas suasananya akrab tapi semua merasa lelah dengan 8 bulan kampanye dengan kontestasi yang sering kali diwarnai ide-ide yang begitu tajam karena hoaks dan fitnah," tambah Hasto.
Namun, Zulkifli tidak menyinggung bagaimana cara untuk menyatukan kedua kubu baik dari Joko Widood maupun Prabowo Subianto.
"Bagus kalau bisa (bertemu)," ucap Zulkifli, singkat.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019