Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengajak masyarakat Indonesia untuk menanamkan dan memegang teguh nilai-nilai luhur bangsa dalam mengikuti rangkaian Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 khususnya untuk mencegah agar tidak terhasut hoaks.
"Karena merendahkan martabat orang lain tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur yang sudah ditanamkan para founding father dan pendahulu," kata Menkominfo Budi Arie dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.
Kementerian Kominfo masih menemukan penyalahgunaan media sosial untuk penyebaran hoaks yang dapat merendahkan martabat sesama anak bangsa. Menteri Budi Arie menyebutkan tidak hanya hoaks, ditemukan juga penyalahgunaan media sosial lainnya yaitu berupa fitnah dan ujaran kebencian selama Pemilu 2024.
Baca juga: Kemenkominfo hapus 165 konten hoaks selama masa kampanye Pemilu 2024
Apabila masyarakat tidak jeli dan tak memiliki nilai untuk menjaga diri, dia khawatir mereka dapat terhasut oleh hal-hal negatif yang akhirnya mencederai demokrasi.
"Hoaks itu punya saudara kandung namanya fitnah, terus dia punya adik namanya ujaran kebencian. Jadi, hoaks, fitnah, ujaran kebencian itu adik-kakak dan dia punya saudara sepupu yang namanya merendahkan martabat orang lain," tutur Budi Arie.
Kementerian Kominfo telah melaksanakan berbagai strategi komunikasi publik guna menyebarluaskan berbagai informasi terkait Pemilu 2024 untuk membekali masyarakat dapat bijak di ruang digital selama Pemilu 2024. Salah satu strategi komunikasi publik yang digunakan ialah mendorong kampanye #PemiluDamai yang disebar melalui berbagai ruang komunikasi.
"Melalui media sosial dan berbagai macam kanal komunikasi, kami terus melakukan amplifikasi pesan Pemilu Damai 2024 untuk menjaga situasi terus kondusif. Kementerian Kominfo juga berkolaborasi dengan berbagai mitra strategis kampus, komunitas, media, dan bahkan operator telepon seluler," kata Budi Arie.
Dari sisi kolaborasi, Kementerian Kominfo juga menggaet mitra-mitra strategis untuk menghadirkan kegiatan literasi digital dan diseminasi informasi untuk penggunaan media sosial di masa Pemilu.
Budi berpendapat kolaborasi itu berperan penting dalam mencegah sebaran konten negatif, termasuk hoaks dan memberikan masyarakat pengetahuan yang baru.
“Kolaborasi ini kami yakin dalam mencegah masyarakat kita terpapar berbagai konten negatif di ruang digital. Khususnya adalah kekacauan informasi atau information disorder seperti misinformasi, disinformasi, dan malinformasi atau yang populer kita kenal dengan kata hoaks," kata dia.
Baca juga: Pengamat ingatkan Kemenkominfo modus hoaks pemilu kian beragam
Baca juga: Dua langkah Kemenkominfo tangani hoaks Pemilu 2024 di ruang digital
Baca juga: Hingga akhir 2023, Kemenkominfo tangani 12 ribu lebih hoaks
Baca juga: Jaga ruang digital, Kemenkominfo atasi ribuan konten hoaks Pemilu
"Karena merendahkan martabat orang lain tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur yang sudah ditanamkan para founding father dan pendahulu," kata Menkominfo Budi Arie dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.
Kementerian Kominfo masih menemukan penyalahgunaan media sosial untuk penyebaran hoaks yang dapat merendahkan martabat sesama anak bangsa. Menteri Budi Arie menyebutkan tidak hanya hoaks, ditemukan juga penyalahgunaan media sosial lainnya yaitu berupa fitnah dan ujaran kebencian selama Pemilu 2024.
Baca juga: Kemenkominfo hapus 165 konten hoaks selama masa kampanye Pemilu 2024
Apabila masyarakat tidak jeli dan tak memiliki nilai untuk menjaga diri, dia khawatir mereka dapat terhasut oleh hal-hal negatif yang akhirnya mencederai demokrasi.
"Hoaks itu punya saudara kandung namanya fitnah, terus dia punya adik namanya ujaran kebencian. Jadi, hoaks, fitnah, ujaran kebencian itu adik-kakak dan dia punya saudara sepupu yang namanya merendahkan martabat orang lain," tutur Budi Arie.
Kementerian Kominfo telah melaksanakan berbagai strategi komunikasi publik guna menyebarluaskan berbagai informasi terkait Pemilu 2024 untuk membekali masyarakat dapat bijak di ruang digital selama Pemilu 2024. Salah satu strategi komunikasi publik yang digunakan ialah mendorong kampanye #PemiluDamai yang disebar melalui berbagai ruang komunikasi.
"Melalui media sosial dan berbagai macam kanal komunikasi, kami terus melakukan amplifikasi pesan Pemilu Damai 2024 untuk menjaga situasi terus kondusif. Kementerian Kominfo juga berkolaborasi dengan berbagai mitra strategis kampus, komunitas, media, dan bahkan operator telepon seluler," kata Budi Arie.
Dari sisi kolaborasi, Kementerian Kominfo juga menggaet mitra-mitra strategis untuk menghadirkan kegiatan literasi digital dan diseminasi informasi untuk penggunaan media sosial di masa Pemilu.
Budi berpendapat kolaborasi itu berperan penting dalam mencegah sebaran konten negatif, termasuk hoaks dan memberikan masyarakat pengetahuan yang baru.
“Kolaborasi ini kami yakin dalam mencegah masyarakat kita terpapar berbagai konten negatif di ruang digital. Khususnya adalah kekacauan informasi atau information disorder seperti misinformasi, disinformasi, dan malinformasi atau yang populer kita kenal dengan kata hoaks," kata dia.
Baca juga: Pengamat ingatkan Kemenkominfo modus hoaks pemilu kian beragam
Baca juga: Dua langkah Kemenkominfo tangani hoaks Pemilu 2024 di ruang digital
Baca juga: Hingga akhir 2023, Kemenkominfo tangani 12 ribu lebih hoaks
Baca juga: Jaga ruang digital, Kemenkominfo atasi ribuan konten hoaks Pemilu
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024