Surabaya (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdussalam menilai penampilan calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka di debat cawapres, Jumat malam, masih butuh evaluasi, terutama pada komunikasi publik meski mampu tampil mengejutkan.
"Hal yang perlu diperbaiki terkait penampilan Mas Gibran ke depan saya pikir hanya soal fatsun atau sopan santun, agar tidak langsung menyerang lawan tetapi lebih banyak persuasif," kata Surokim di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.
Evaluasi soal komunikasi publik dimaksudkan agar Gibran bisa lebih luwes dalam menyampaikan gagasan maupun menjawab pertanyaan dari kontestan lain.
Namun berdasarkan pandangannya, Gibran pada sesi debat kedua kemarin, mampu mengimbangi dua calon wakil presiden lainnya, yakni Mahfud MD dan Muhaimin Iskandar.
Kedua kontestan itu merupakan sosok senior dengan pengalaman dan jam terbang tinggi.
"Performa Mas Gibran secara umum cukup mengejutkan dan cukup bisa berdebat dengan tokoh-tokoh senior sekaliber Prof Mahfud dan Cak Imin (Muhaimin Iskandar)," ujarnya.
Apa yang diperlihatkan Gibran seolah juga menjadi jawaban atas banyaknya keraguan publik terhadap kapasitas dan kapabilitas pendamping calon presiden Prabowo Subianto itu.
"Anggapan menjadi bulan-bulan dan sasaran tembak kedua rivalnya tak terbukti, cukup impresif menurut saya," kata dia.
Sementara, Surokim menilai calon wakil presiden nomor urut satu Muhaimin Iskandar menyajikan sisi penguatan konteks perubahan yang diusung bersama calon presiden Anies Baswedan dengan gaya komunikasi dan gestur tubuh lebih santai.
"Cak Imin pernah menjadi bagian panjang kekuasaan Pak Jokowi, jadi beliau masih nampak gamang dan ewuh pakewuh kepada Mas Gibran," ujar Surokim.
Sedangkan, calon wakil presiden nomor urut tiga Mahfud MD mampu melontarkan respon dan pernyataan terukur. Hal itu pada akhirnya sedikit mengikis gaya "berapi-api" yang selama ini selalu ditunjukkannya.
"Ceplas-ceplos beliau memang tidak muncul, sehingga memang kurang terlihat khas sosok Mahfud MD yang seperti kita lihat selama ini," tuturnya.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan tiga pasang capres-cawapres peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 pada Senin 13 November 2023.
Hasil pengundian nomor urut sehari berselang menetapkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3.
Selepas debat pertama antarcapres pada Selasa (12/12), KPU menggelar debat kedua yang melibatkan tiga cawapres pada Jumat (22/12) di Jakarta.
Tema debat kedua meliputi ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN dan APBD, infrastruktur, dan perkotaan.
Baca juga: Mahathir Muhammad: Gibran unggul jauh dalam debat cawapres
Baca juga: Pakar mikro ekspresi sebut Gibran mencoba menjadi Jokowi
Baca juga: Pakar politik: Debat cawapres harus jadi pembuktian kualitas Gibran
"Hal yang perlu diperbaiki terkait penampilan Mas Gibran ke depan saya pikir hanya soal fatsun atau sopan santun, agar tidak langsung menyerang lawan tetapi lebih banyak persuasif," kata Surokim di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.
Evaluasi soal komunikasi publik dimaksudkan agar Gibran bisa lebih luwes dalam menyampaikan gagasan maupun menjawab pertanyaan dari kontestan lain.
Namun berdasarkan pandangannya, Gibran pada sesi debat kedua kemarin, mampu mengimbangi dua calon wakil presiden lainnya, yakni Mahfud MD dan Muhaimin Iskandar.
Kedua kontestan itu merupakan sosok senior dengan pengalaman dan jam terbang tinggi.
"Performa Mas Gibran secara umum cukup mengejutkan dan cukup bisa berdebat dengan tokoh-tokoh senior sekaliber Prof Mahfud dan Cak Imin (Muhaimin Iskandar)," ujarnya.
Apa yang diperlihatkan Gibran seolah juga menjadi jawaban atas banyaknya keraguan publik terhadap kapasitas dan kapabilitas pendamping calon presiden Prabowo Subianto itu.
"Anggapan menjadi bulan-bulan dan sasaran tembak kedua rivalnya tak terbukti, cukup impresif menurut saya," kata dia.
Sementara, Surokim menilai calon wakil presiden nomor urut satu Muhaimin Iskandar menyajikan sisi penguatan konteks perubahan yang diusung bersama calon presiden Anies Baswedan dengan gaya komunikasi dan gestur tubuh lebih santai.
"Cak Imin pernah menjadi bagian panjang kekuasaan Pak Jokowi, jadi beliau masih nampak gamang dan ewuh pakewuh kepada Mas Gibran," ujar Surokim.
Sedangkan, calon wakil presiden nomor urut tiga Mahfud MD mampu melontarkan respon dan pernyataan terukur. Hal itu pada akhirnya sedikit mengikis gaya "berapi-api" yang selama ini selalu ditunjukkannya.
"Ceplas-ceplos beliau memang tidak muncul, sehingga memang kurang terlihat khas sosok Mahfud MD yang seperti kita lihat selama ini," tuturnya.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan tiga pasang capres-cawapres peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 pada Senin 13 November 2023.
Hasil pengundian nomor urut sehari berselang menetapkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3.
Selepas debat pertama antarcapres pada Selasa (12/12), KPU menggelar debat kedua yang melibatkan tiga cawapres pada Jumat (22/12) di Jakarta.
Tema debat kedua meliputi ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN dan APBD, infrastruktur, dan perkotaan.
Baca juga: Mahathir Muhammad: Gibran unggul jauh dalam debat cawapres
Baca juga: Pakar mikro ekspresi sebut Gibran mencoba menjadi Jokowi
Baca juga: Pakar politik: Debat cawapres harus jadi pembuktian kualitas Gibran
Pewarta: Willi Irawan/Ananto Pradana
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023