Palu (ANTARA) - Penyelenggara Pemilu 2019 secara serentak disikapi beragam oleh pengungsi bencana alam di Kelurahan Petobo Kecamatan Palu Selatan, Palu, Sulawesi Selatan.
"Ada sebagian korban yang respon terhadap pemilu 2019, ada yang tidak perduli dengan pemilu. Karena itu butuh upaya mengenalkan pemilu kepada pengungsi lewat sosialisasi kepemiluan," ucap salah satu pengawas Pemilu tingkat Kelurahan Petobo, Andi Sulaiman, Rabu.
Berdasarkan pengamatan dia, pengungsi lebih fokus memikirkan bagaimana bisa makan, hidup layak, ketimbang fokus terhadap pemilu.
"Warga lebih berpikir bagaimana bisa makan sehari-sehari," ujar dia.
Pemilu 2019 diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden. Pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf, pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandi.
Pengungsi di lokasi pengungsian, ada yang belum memahami dan mengetahui maksud dari penyelenggaraan pesta demokrasi. Kondisi ini menjadi satu tantangan bagi penyelenggara Pemilu. Karena kurangnya perhatian masyarakat/pengungsi terhadap Pemilu dapat berdampak terhadap partisipasi mereka pada 17 April 2019.
Karena itu dibutuhkan sosialisasi dan pendidikan pemilih yang dilakukan secara masif oleh penyelenggara pemilu kepada korban likuefaksi di pengungsian. Pada sisi lain, peserta pemilu perlu memberi pendidikan politik yang benar, terarah, agar maksud dari pesta demokrasi dapat diketahui korban bencana.
"Ini penting dilakukan. Penyelenggara pemilu khususnya KPU harus menyosialisasikan tentang kepemiluan kepada korban bencana di pengungsian," katanya.
Kondisi minimnya kepedulian warga/pengungsian terhadap pemilu juga dibenarkan Pengawas Pemilu Tingkat TPS Kelurahan Petobo, Abdul Naim.
Pesta demokrasi Pemilu 2019, sebut Naim, menjadi momentum penting bagi pembangunan peradaban kedepan. Akan tetapi, maksud-maksud dari pesta itu tidak sampai kepada korban.
"Ini perlu menjadi evaluasi dari KPU, agar bisa memberikan pemahaman tentang pemilu kepada korban," sebut Naim.
Kehilangan tempat tinggal, lahan, pekerjaan, harta dan benda serta sanak saudara, saat bencana likuefaksi menghantam Petobo tanggal 28 September 2018 memberi pengaruh terhadap psikologi warga yang sangat besar.
"Ada sebagian korban yang respon terhadap pemilu 2019, ada yang tidak perduli dengan pemilu. Karena itu butuh upaya mengenalkan pemilu kepada pengungsi lewat sosialisasi kepemiluan," ucap salah satu pengawas Pemilu tingkat Kelurahan Petobo, Andi Sulaiman, Rabu.
Berdasarkan pengamatan dia, pengungsi lebih fokus memikirkan bagaimana bisa makan, hidup layak, ketimbang fokus terhadap pemilu.
"Warga lebih berpikir bagaimana bisa makan sehari-sehari," ujar dia.
Pemilu 2019 diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden. Pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf, pasangan nomor urut 02 Prabowo-Sandi.
Pengungsi di lokasi pengungsian, ada yang belum memahami dan mengetahui maksud dari penyelenggaraan pesta demokrasi. Kondisi ini menjadi satu tantangan bagi penyelenggara Pemilu. Karena kurangnya perhatian masyarakat/pengungsi terhadap Pemilu dapat berdampak terhadap partisipasi mereka pada 17 April 2019.
Karena itu dibutuhkan sosialisasi dan pendidikan pemilih yang dilakukan secara masif oleh penyelenggara pemilu kepada korban likuefaksi di pengungsian. Pada sisi lain, peserta pemilu perlu memberi pendidikan politik yang benar, terarah, agar maksud dari pesta demokrasi dapat diketahui korban bencana.
"Ini penting dilakukan. Penyelenggara pemilu khususnya KPU harus menyosialisasikan tentang kepemiluan kepada korban bencana di pengungsian," katanya.
Kondisi minimnya kepedulian warga/pengungsian terhadap pemilu juga dibenarkan Pengawas Pemilu Tingkat TPS Kelurahan Petobo, Abdul Naim.
Pesta demokrasi Pemilu 2019, sebut Naim, menjadi momentum penting bagi pembangunan peradaban kedepan. Akan tetapi, maksud-maksud dari pesta itu tidak sampai kepada korban.
"Ini perlu menjadi evaluasi dari KPU, agar bisa memberikan pemahaman tentang pemilu kepada korban," sebut Naim.
Kehilangan tempat tinggal, lahan, pekerjaan, harta dan benda serta sanak saudara, saat bencana likuefaksi menghantam Petobo tanggal 28 September 2018 memberi pengaruh terhadap psikologi warga yang sangat besar.
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019