Greenpeace ingin capres wujudkan energi bersih, bukan hanya terbarukan

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Suasana diskusi tentang energi terbarukan yang diselenggarakan Greenpeace Indonesia di Jakarta, Kamis (7/2/2019).(ANTARA/M Razi Rahman)
Jakarta (ANTARA News) - Greenpeace Indonesia ingin kedua capres dalam acara debat kedua dapat menunjukkan komitmen yang kuat dan jelas terhadap upaya mewujudkan energi yang tidak hanya terbarukan tetapi juga bena-benar bersih.

"Greenpeace melihat tahun ini peluang dari pilpres untuk mewujudkan arus balik dari energi batubara yang kotor baik sebagai energi maupun politik menuju energi bersih dan terbarukan," kata Kepala Kampanye Iklim Greenpeace Indonesia, Tata Mustasya, dalam acara diskusi di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, melihat perdebatan secara substansif dan normatif, praktis tidak ada ketidaksetujuan bahwa batubara ini harus digantikan, sehingga tinggal dilihat bagaimana komitmen politik dari siapapun presiden nanti yang terpilih pada tahun 2019 ini.

Untuk itu, ujar dia, siapapun yang menjadi presiden ini kesempatan kita untuk mlelakukan arus balik baik untuk perekonomian nasional, juga lingkungan Indonesia.

Sedangkan Kepala Greenpeace Indonesia, Leonard Simanjuntak, menyatakan acara diskusi ini seperti mengawali Debat Kedua Capres 17 Februari nanti, yang topik pembahasannya juga mencakup permasalahan energi dan lingkungan hidup.

Dalam acara tersebut, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Arif Budimanta, menyatakan bahwa pihaknya bakal terus mengokohkan pengembangan energi baru dan terbarukan seperti yang ada pada saat ini.

"Kami akan meneruskan dan mengokohkan pengembangan energi baru dan terbarukan untuk mencapai target yang terukur pada tahun 2025," kata Arif Budimanta.

Arif mengingatkan bahwa Indonesia memiliki konteks energi yang sangat beragam, baik terbarukan maupun tidak terbarukan, dan pihaknya akan mewujudkan pencapaian target pembangunan yang diarahkan sesuai dengan Indonesia yang berdaulat dan mandiri dalam sektor energinya.

Sedangkan Juru Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ramson Siagian menyatakan, pihaknya bakal mengkaji ulang kontrak pembangkit listrik dan akan merombak total struktur energi primer dengan mengandalkan bioenergi.

"Kami akan mereview kontrak pembangunan 35.000 megawatt (MW). Pembangunan pembangkit yang masih akan menggunakan batu bara akan kita review agar dapat diganti sumber energinya," kata Ramson Siagian  dalam diskusi tentang energi terbarukan yang digelar Greenpeace Indonesia di Jakarta, Kamis.

Ramson berpendapat, kebijakan yang akan dilakukan pihak Prabowo-Sandi adalah jelas dan langkahnya terukur, yaitu langsung kepada pengembangan bioenergi.

Sebelumnya, Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan kembali menegaskan bahwa pemerintah tetap berkomitmen meningkatkan pemanfaatan EBT dalam bauran energi nasional sebesar 23 persen pada tahun 2025.
    
"Untuk energi baru terbarukan, komitmen pemerintah di COP 21 di Paris itu 23 persen menggunakan energi baru terbarukkan (EBT) di tahun 2025. Komitmen ini tetap kita pertahankan dan akan kita laksanakan," ujar Ignasius Jonan.
    
Di sektor kelistrikan, hingga saat ini energi baru dan terbarukan telah mencapai sekitar 13 persen. Dalam dua hingga tiga tahun ke depan diperkirakan akan naik menjadi 16 sampai 17 persen.     
    
Pembangkit-pembangkit listrik tenaga air yang besar-besar dalam dua hingga tiga tahun mendatang, disebut dia, akan tumbuh banyak dan selesai, ditambah lagi dengan panas bumi, pembangkit listrik tenaga surya, bayu (angin), dan biomassa.
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Ma'ruf Amin kunjungi rumah kelahiran Bung Hatta Sebelumnya

Ma'ruf Amin kunjungi rumah kelahiran Bung Hatta

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS