Saat itu konsultan asing dibawa oleh Tim Gerindra, dan beberapa rekomendasi yang diberikan kepada Bu Mega tak mau dijalankan."
Jakarta (ANTARA News) - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membantah tudingan Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon bahwa Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ikut memakai konsultan asing saat Pilpres 2009.
Saat itu Megawati menjadi calon presiden yang berpasangan dengan Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden.
"Saat itu konsultan asing dibawa oleh Tim Gerindra, dan beberapa rekomendasi yang diberikan kepada Bu Mega tak mau dijalankan," kata Hasto menjawab wartawan di sela-sela Safari Kebangsaan VII di Cianjur, Jawa Barat, Kamis.
Penolakan oleh pihak Megawati itu, kata Hasto, karena ada perbedaan kepribadian, dimana Megawati dan Indonesia sebagai bangsa Tmur, punya budaya sendiri.
Selain itu, disadari sepenuhnya bahwa komunikasi yang baik bukan yang penuh tebar pesona tapi yang mengakar pada kebudayaan sebagai bangsa Timur dimaksud.
"Itulah yang membuat kita tak setuju dengan konsultan asing. Karena mereka (konsultan asing) membawa nilai-nilai demokrasi liberal. Beda dengan kita," kata Hasto.
Ketika ditanya apakah Fadli Zon juga pernah pakai jasa Rob Allyn di Pilkada Jakarta tahun 2012, dimana Joko Widodo memang diusung oleh PDI Perjuangan dan Gerindra, Hasto mengakui tiap kerja sama itu memang selalu dihadirkan konsultan asing yang dibawa oleh Gerindra.
"Ya memang tiap kerja sama dengan Gerindra pasti dikedepankan itu konsultan-konsultan asing," jawab Hasto.
Hasto mengatakan kantor para konsultan asing itu di tempat Fadli Zon dan pihaknya sejak awal tak setuju dengan konsultan asing yang selalu 'mempersempit' bagaimana menjadi seorang pemimpin itu.
"Pendekatan mereka tak sesuai dengan pendekatan bangsa kita. Silahkan anda jabarkan lah itu maksudnya. Beda misalnya dengan Pak Jokowi yang mengedepankan kepemimpinan dengan membangun semangat berdikari," ulas Hasto.
Dia menegaskan bahwa pihaknya tak pernah memakai konsultan asing yang dibawa oleh Gerindra.
"Kita tak pernah pakai mereka. Karena berbeda gayanya," tandas Hasto.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019