Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengimbau semua pihak untuk "move on" dan saat ini membicarakan bagaimana membangun Indonesia ke depan menjadi lebih baik.
"Saat ini, sudah waktunya bangsa Indonesia bersatu dan bersama-sama membicarakan membangun Indonesia ke depan. Apa yang menjadi skala prioritas kebijakan Pak Jokowi dan sebagainya," kata Hasto Kristiyanto melalui pernyataan tertulisnya, di Jakarta, Senin.
Menurut Hasto, berdasarkan hasil sementara proses penghitungan suara secara riil atau "real count" oleh KPU, semakin memastikan kemenangan pasangan capres-cawapres 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Sekali lagi terbukti bahwa hasil 'quick count' tidak pernah meleset karena bertumpu pada metodologi ilmiah, dan sangat akurat, karena seluruh data berdasarkan dokumen otentik C1 Plano," kata Hasto Kristiyanto, melalui pernyataan tertulisnya, di Jakarta, Senin.
Berdasarkakan hasil penghitungan "real count" yang dilakukan KPU hingga Senin (29/4) pukul 12:30 WIB, pasangan capres-cawapres 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, memperoleh suara 56,23 persen, sedangkan pasangan capres-cawapres 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, memperoleh suara 43,77 persen.
Persentase perolehan suara tersebut, berdasarkan data masuk sebanyak 52 persen, yakni dari 416.101 tempat pemungutan suara (TPS) dari total 813.350 TPS.
Menurut Hasto, dari penyelenggaraan pemilu serentak tahun 2019, menunjukkan peningkatan kualitas demokrasi di Indonesia, berupa optimisme hadirnya pemerintahan yang semakin solid dan efektif, dengan koalisi yang matang.
"Pemerintahan periode kedua Pak Jokowi, tidak hanya makin efektif dan solid, tapi konfigurasi politik pun semakin matang, di mana legitimasi yang diberikan rakyat kepada Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin, senafas dengan kuatnya dukungan di DPR RI," katanya.
Hasto menambahkan, simulasi perkiraan perolehan kursi parlemen berdasarkan hasil "quick count" di setiap daerah pemilihan, Koalisi Indonesia Kerja (KIK) mendapatkan sekitar 350 kursi atau sekitar 60,7 persen. "Komposisi ini akan semakin memerkuat sistem presidensial," katanya.
Hasto menegaskan, berdasarkan kuatnya legitimasi rakyat dan dukungan di parlemen, maka terhadap berbagai isu negatif yang dikembangkan pihak-pihak tertentu, akan berhadapan dengan kekuatan rakyat.
"Saat ini, kita 'move on' saja. Saatnya bicara Indonesia ke depan, bagaimana struktur kabinetnya, apa skala prioritas kebijakan Pak Jokowi dan sebagainya. Kita juga tidak boleh menyia-nyiakan para pahlawan demokrasi yang telah gugur dalam tugas," katanya.
"Saat ini, sudah waktunya bangsa Indonesia bersatu dan bersama-sama membicarakan membangun Indonesia ke depan. Apa yang menjadi skala prioritas kebijakan Pak Jokowi dan sebagainya," kata Hasto Kristiyanto melalui pernyataan tertulisnya, di Jakarta, Senin.
Menurut Hasto, berdasarkan hasil sementara proses penghitungan suara secara riil atau "real count" oleh KPU, semakin memastikan kemenangan pasangan capres-cawapres 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Sekali lagi terbukti bahwa hasil 'quick count' tidak pernah meleset karena bertumpu pada metodologi ilmiah, dan sangat akurat, karena seluruh data berdasarkan dokumen otentik C1 Plano," kata Hasto Kristiyanto, melalui pernyataan tertulisnya, di Jakarta, Senin.
Berdasarkakan hasil penghitungan "real count" yang dilakukan KPU hingga Senin (29/4) pukul 12:30 WIB, pasangan capres-cawapres 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, memperoleh suara 56,23 persen, sedangkan pasangan capres-cawapres 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, memperoleh suara 43,77 persen.
Persentase perolehan suara tersebut, berdasarkan data masuk sebanyak 52 persen, yakni dari 416.101 tempat pemungutan suara (TPS) dari total 813.350 TPS.
Menurut Hasto, dari penyelenggaraan pemilu serentak tahun 2019, menunjukkan peningkatan kualitas demokrasi di Indonesia, berupa optimisme hadirnya pemerintahan yang semakin solid dan efektif, dengan koalisi yang matang.
"Pemerintahan periode kedua Pak Jokowi, tidak hanya makin efektif dan solid, tapi konfigurasi politik pun semakin matang, di mana legitimasi yang diberikan rakyat kepada Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin, senafas dengan kuatnya dukungan di DPR RI," katanya.
Hasto menambahkan, simulasi perkiraan perolehan kursi parlemen berdasarkan hasil "quick count" di setiap daerah pemilihan, Koalisi Indonesia Kerja (KIK) mendapatkan sekitar 350 kursi atau sekitar 60,7 persen. "Komposisi ini akan semakin memerkuat sistem presidensial," katanya.
Hasto menegaskan, berdasarkan kuatnya legitimasi rakyat dan dukungan di parlemen, maka terhadap berbagai isu negatif yang dikembangkan pihak-pihak tertentu, akan berhadapan dengan kekuatan rakyat.
"Saat ini, kita 'move on' saja. Saatnya bicara Indonesia ke depan, bagaimana struktur kabinetnya, apa skala prioritas kebijakan Pak Jokowi dan sebagainya. Kita juga tidak boleh menyia-nyiakan para pahlawan demokrasi yang telah gugur dalam tugas," katanya.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019