Jakarta (ANTARA News) - Ikatan Dai Aceh menyambangi KPU RI untuk membicarakan peluang mengadakan tes membaca Al-Quran atau mengaji bagi kedua pasangan capres-cawapres.
"Kesini buat 'ngomongin' masalah kemarin itu (tes membaca Al-Quran). Lebih kurang soal itu," kata Ketua Ikatan Dai Aceh Tgk Marsyuddin Ishak di Gedung KPU RI, Jakarta, Rabu.
Marsyuddin mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan KPU RI terlebih dulu. Sebelumnya Ikatan Dai Aceh sudah menemui tim sukses kedua pasangan capres soal tes tersebut.
Dia mengatakan tes mengaji merupakan permintaan masyarakat Aceh yang juga didukung Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh.
Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia Jimly Asshiddiqie sebelumnya memiliki pandangan berbeda soal tes mengaji ini.
Jimly mengatakan tidak jarang isu agama dipolitisasi untuk kepentingan politik tertentu. Dia khawatir isu tes mengaji membuat gaduh.
Jimly tidak menganjurkan pemberlakuan tes semacam itu dijadikan perdebatan politik.
"Tes Al-Quran apa kaitannya dengan Pilpres. Ini kan bukan mau masuk pondok pesantren," ujar Jimly beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan sebaiknya tes yang diberlakukan adalah debat secara akademis antarkedua capres, seperti yang akan dijalani Kamis 17 Januari 2019, besok.
"Saya tidak menganjurkan isu-isu persyaratan seperti ini dijadikan perdebatan politik untuk kepentingan kelompok masing-masing. Saya mengaji juga kurang fasih, kan begitu, terbuka saja," jelas Jimly.
"Kesini buat 'ngomongin' masalah kemarin itu (tes membaca Al-Quran). Lebih kurang soal itu," kata Ketua Ikatan Dai Aceh Tgk Marsyuddin Ishak di Gedung KPU RI, Jakarta, Rabu.
Marsyuddin mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan KPU RI terlebih dulu. Sebelumnya Ikatan Dai Aceh sudah menemui tim sukses kedua pasangan capres soal tes tersebut.
Dia mengatakan tes mengaji merupakan permintaan masyarakat Aceh yang juga didukung Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh.
Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia Jimly Asshiddiqie sebelumnya memiliki pandangan berbeda soal tes mengaji ini.
Jimly mengatakan tidak jarang isu agama dipolitisasi untuk kepentingan politik tertentu. Dia khawatir isu tes mengaji membuat gaduh.
Jimly tidak menganjurkan pemberlakuan tes semacam itu dijadikan perdebatan politik.
"Tes Al-Quran apa kaitannya dengan Pilpres. Ini kan bukan mau masuk pondok pesantren," ujar Jimly beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan sebaiknya tes yang diberlakukan adalah debat secara akademis antarkedua capres, seperti yang akan dijalani Kamis 17 Januari 2019, besok.
"Saya tidak menganjurkan isu-isu persyaratan seperti ini dijadikan perdebatan politik untuk kepentingan kelompok masing-masing. Saya mengaji juga kurang fasih, kan begitu, terbuka saja," jelas Jimly.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019