Jakarta (ANTARA) - Pengamat politik Universitas Andalas Padang Asrinaldi mengemukakan upaya calon presiden terpilih Prabowo Subianto membuka pintu koalisi besar untuk Partai Kebangkitan Bangsa dan NasDem merupakan upaya mempermulus pemerintahnya mendatang.
"Prabowo tentu ingin penyelenggara pemerintah yang dipimpin smooth, tidak ada ganjalan dari partai politik yang juga pemenang pemilu di legislatif," kata Asrinaldi saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Menurut ia, kekuatan politik yang besar sangat diperlukan Prabowo untuk menjalankan program prioritas yang telah dicanangkan selama masa kampanye Pilpres 2024, termasuk melanjutkan pekerjaan Presiden Joko Widodo.
Di satu sisi, Asrinaldi melihat PKB dan NasDem menyambut baik peluang untuk masuk koalisi besar demi mempertahankan posisi partai itu di pemerintahan.
Baca juga: Pakar: Kehadiran Anies-Muhaimin ke KPU berpeluang ikut koalisi
Asrinaldi juga membantah anggapan akan ada perbedaan perlakuan antara partai lama yang sudah ada di Koalisi Indonesia Maju (KIM) dengan partai yang baru masuk setelah Prabowo-Gibran dinyatakan menang Pilpres 2024.
"Saya pikir tidak akan berbeda perlakuan karena Prabowo yang mengajak mereka dan butuh dukungan juga. Sebab posisi tawar 'kan Prabowo yang mengajak, berarti posisi mereka penting," kata dia.
Baca juga: Demokrat serahkan keputusan soal koalisi kepada Prabowo
Dengan demikian, Asrinaldi yakin Prabowo sudah mempunyai pembagian yang merata untuk menempatkan orang-orang dari partai koalisi di posisi pemerintah.
Sebelumnya, sesaat setelah Prabowo-Gibran ditetapkan sebagai calon presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo langsung melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Rabu (24/4).
Sehari sebelumnya (23/4), Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali juga sempat mendatangi rumah Prabowo untuk bertemu dengan Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
Baca juga: Bamsoet dukung Prabowo-Gibran rangkul partai politik di luar KIM
Baca juga: Prabowo siap perkuat koalisi setelah ditetapkan oleh KPU
"Prabowo tentu ingin penyelenggara pemerintah yang dipimpin smooth, tidak ada ganjalan dari partai politik yang juga pemenang pemilu di legislatif," kata Asrinaldi saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Menurut ia, kekuatan politik yang besar sangat diperlukan Prabowo untuk menjalankan program prioritas yang telah dicanangkan selama masa kampanye Pilpres 2024, termasuk melanjutkan pekerjaan Presiden Joko Widodo.
Di satu sisi, Asrinaldi melihat PKB dan NasDem menyambut baik peluang untuk masuk koalisi besar demi mempertahankan posisi partai itu di pemerintahan.
Baca juga: Pakar: Kehadiran Anies-Muhaimin ke KPU berpeluang ikut koalisi
Asrinaldi juga membantah anggapan akan ada perbedaan perlakuan antara partai lama yang sudah ada di Koalisi Indonesia Maju (KIM) dengan partai yang baru masuk setelah Prabowo-Gibran dinyatakan menang Pilpres 2024.
"Saya pikir tidak akan berbeda perlakuan karena Prabowo yang mengajak mereka dan butuh dukungan juga. Sebab posisi tawar 'kan Prabowo yang mengajak, berarti posisi mereka penting," kata dia.
Baca juga: Demokrat serahkan keputusan soal koalisi kepada Prabowo
Dengan demikian, Asrinaldi yakin Prabowo sudah mempunyai pembagian yang merata untuk menempatkan orang-orang dari partai koalisi di posisi pemerintah.
Sebelumnya, sesaat setelah Prabowo-Gibran ditetapkan sebagai calon presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo langsung melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Rabu (24/4).
Sehari sebelumnya (23/4), Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali juga sempat mendatangi rumah Prabowo untuk bertemu dengan Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
Baca juga: Bamsoet dukung Prabowo-Gibran rangkul partai politik di luar KIM
Baca juga: Prabowo siap perkuat koalisi setelah ditetapkan oleh KPU
Pewarta: Walda Marison
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024