Harapan ODGJ pada Pemilu 2019

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Warga binaan Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa (PSLBHS) 2 Yusuf Fransisco menunjukkan jari kelingking yang telah dicelupkan tinta tanda sudah mencoblos pada pemilu 2019 di panti sosial Jakarta Timur, Rabu (17/4/2019). (ANTARA/Aditya Ramadhan)
Semoga bangsa kita lebih maju, lebih banyak uangnya, ngga putus sekolah

Jakarta (ANTARA) - Sejumlah warga binaan Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa (PSLBHS) 2 yang merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) memiliki sejumlah harapan usai pelaksanaan Pemilu 2019.

Warniti, salah satu warga binaan usai mencoblos di TPS PSLBHS 2 Jakarta Timur, Rabu, mengutarakan harapannya agar Indonesia bisa menjadi negara yang lebih maju ke depannya.

“Semoga bangsa kita lebih maju, lebih banyak uangnya, ngga putus sekolah,” kata Warniti.

Warniti mengaku mengetahui calon presiden dan wakil presiden, namun enggan mengungkapkan siapa yang dipilihnya karena berprinsip pada pemilu yang langsung, umum, bebas, dan rahasia.

“Ngga bisa, ngga bisa diceritain,” kata dia.

Berbeda dengan Warniti, warga binaan lain Yusuf Fransisco terang-terangan mengungkapkan bahwa dirinya memilih calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo.

“Karena seneng lihat mukanya, pengen ketemu,” kata Yusuf yang mengaku sudah lama tinggal di panti sosial tersebut.

Yusuf mengungkapkan keinginannya usai pelaksanaan pemilu, yaitu pulang ke rumah. Dia mengaku bosan tinggal di panti karena tidak bisa bebas untuk bepergian ke tempat umum.

Saat ditanya bagaimana proses pencoblosan, Yusuf mengatakan bingung saat membuka kertas suara calon anggota legislatif karena terlalu banyak nama.

“Susah, yang gambar partai semua bingung. Milihnya ngasal,” kata Yusuf diakhiri tawa.

Ada pula warga binaan lain bernama Desi yang tidak berharap apa-apa pada pemilu 2019.

Kepala Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 2 Tuti Sulistyaningsih mengatakan kondisi kesehatan jiwa seluruh warga binaan di panti tersebut dalam kondisi stabil.

Artinya, semua warga binaan memahami bagaimana caranya mencoblos dan bisa melakukannya secara mandiri.

Kendati seluruhnya dalam kondisi stabil, Tuti menjelaskan keadaan jiwa setiap warga binaan berbeda satu sama lain.

PSBLHS terbagi menjadi tiga panti yang dipisahkan berdasarkan kategori kondisi kesehatan jiwa warga binaan. PSBLHS 1 di Cengkareng untuk kondisi kesehatan jiwa yang masih akut, PSBLHS 2 yang lebih stabil, dan PSBLHS 3 yang kondisi kejiwaannya mulai pulih.


Baca juga: Pemilih dengan gangguan jiwa di panti Cipayung lancar mencoblos

Baca juga: RS Marzoeki Mahdi: pasien ODGJ yang stabil boleh ikut mencoblos

Pewarta:
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019
Sinta Wahid keluhkan sulitnya proses mencoblos Sebelumnya

Sinta Wahid keluhkan sulitnya proses mencoblos

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS