Jakarta (ANTARA) - Relawan Ayo Memilih mensosialisasikan gerakan anti-apatisme politik kepada kaum milenial yang digelar bersamaan acara Hari Bebas Kendaraan Motor (Car Free Day) di Jakarta, Minggu.
Gerakan anti-apatisme itu bertajuk "Sudahi Tensimu, Sayangi Bangsamu". Acara tersebut sebagai tindak lanjut hasil survei yang mereka rilis awal April 2019.
Survei menyebutkan bahwa tendensi golput di kalangan milenial yang melebihi angka 40 persen sehingga dinilai dalam taraf yang mengkhawatirkan. Alasan terbesar kalangan milenial saat ini merasa untuk tidak perlu datang ke TPS karena 65,3 persen didasari alasan apatisme politik.
CEO Jeune & Raccord Monica JR yang juga relawan Ayo Memilih mengatakan apatisme politik yang terjadi bisa disebabkan oleh kejenuhan para anak muda terhadap kegaduhan dan saling lempar isu negatif antar pasangan calon presiden (paslon).
"Karena itu kami membawa tema "Sudahi Tensimu, Sayangi Bangsamu" agar para anak muda bangkit di antara tumpukan isu hoaks dan negatif," jawab Monica JR saat ditanya alasan membuat acara itu.
Monica mengatakan kebangkitan milenial Indonesia harus dimulai pada hari ini.
"Jika kita makin apatis, nanti keterwakilan suara anak-anak muda malah tidak ada. Apa kita mau kebijakan yang ada dibuat oleh kepentingan-kepentingan jadul? Kalau mau stop yang negatif-negatif sekarang, ayo buat kebijakan baru bersama. Bukan malah kecewa, lalu golput," ujarnya.
Monica berharap, agar kaum milenial mampu menunjukkan sebagai generasi cerdas dan mampu menyeleksi calon pemimpin yang paling kapabel untuk dalam memajukan negara Indonesia.
Acara itu juga diramaikan oleh Radio Prambors, cek kesehatan gratis oleh In Harmony Clinic, Flash Mob Satu Suara Membuat Beda, dan aksi panggung dari Band Cokelat. Harapan dalam gerakan Ayo Memilih adalah menggaungkan kembali spirit di kalangan milenial mengenai pentingnya memilih.
Baca juga: KPU Sumbar targetkan partisipasi pemilih mencapai 75 persen
Baca juga: Target KPU partisipasi pemilih 77,5 persen dinilai terancam gagal
Baca juga: KPU Barito Utara harapkan "Pemilu Run" tingkatkan partisipasi pemilih
Gerakan anti-apatisme itu bertajuk "Sudahi Tensimu, Sayangi Bangsamu". Acara tersebut sebagai tindak lanjut hasil survei yang mereka rilis awal April 2019.
Survei menyebutkan bahwa tendensi golput di kalangan milenial yang melebihi angka 40 persen sehingga dinilai dalam taraf yang mengkhawatirkan. Alasan terbesar kalangan milenial saat ini merasa untuk tidak perlu datang ke TPS karena 65,3 persen didasari alasan apatisme politik.
CEO Jeune & Raccord Monica JR yang juga relawan Ayo Memilih mengatakan apatisme politik yang terjadi bisa disebabkan oleh kejenuhan para anak muda terhadap kegaduhan dan saling lempar isu negatif antar pasangan calon presiden (paslon).
"Karena itu kami membawa tema "Sudahi Tensimu, Sayangi Bangsamu" agar para anak muda bangkit di antara tumpukan isu hoaks dan negatif," jawab Monica JR saat ditanya alasan membuat acara itu.
Monica mengatakan kebangkitan milenial Indonesia harus dimulai pada hari ini.
"Jika kita makin apatis, nanti keterwakilan suara anak-anak muda malah tidak ada. Apa kita mau kebijakan yang ada dibuat oleh kepentingan-kepentingan jadul? Kalau mau stop yang negatif-negatif sekarang, ayo buat kebijakan baru bersama. Bukan malah kecewa, lalu golput," ujarnya.
Monica berharap, agar kaum milenial mampu menunjukkan sebagai generasi cerdas dan mampu menyeleksi calon pemimpin yang paling kapabel untuk dalam memajukan negara Indonesia.
Acara itu juga diramaikan oleh Radio Prambors, cek kesehatan gratis oleh In Harmony Clinic, Flash Mob Satu Suara Membuat Beda, dan aksi panggung dari Band Cokelat. Harapan dalam gerakan Ayo Memilih adalah menggaungkan kembali spirit di kalangan milenial mengenai pentingnya memilih.
Baca juga: KPU Sumbar targetkan partisipasi pemilih mencapai 75 persen
Baca juga: Target KPU partisipasi pemilih 77,5 persen dinilai terancam gagal
Baca juga: KPU Barito Utara harapkan "Pemilu Run" tingkatkan partisipasi pemilih
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019