pemilu.antaranews.com
HITUNG CEPAT
PEMILU PRESIDEN 2024
25.55%
57.81%
16.62%
25.34%
58.08%
16.58%
25.06%
59.08%
15.86%
24.77%
59.19%
16.04%

Target KPU partisipasi pemilih 77,5 persen dinilai terancam gagal

Rutan Salemba sudah terima logistik Pemilu 2024
Logo KPU (Foto Antara Sumut/ist)
Jakarta (ANTARA) - Pengamat mengatakan target tingkat partisipasi pemilih yang diharapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar 77,5 persen terancam gagal karena masih minimnya pengetahuan pemilih terkait pemilu 2019.

Peneliti senior Founding Fathers House (FFH), Dian Permata mengatakan, dari hasil risetnya dan Sindikasi Pemilu Demokrasi (SPD), 94 persen pemilih sudah mengetahui pelaksanaan pemilu.Namun, dari 94 persen itu hanya 57 persen yang mengetahui dengan tepat tanggal pelaksanaan pemilu serentak 17 April 2019, demikian siaran pers yang diterima Antara, Minggu.

Selain masih sedikit yang mengetahui dengan tepat soal tanggal pelaksanaan pemilu, hasil riset juga menunjukkan masyarakat masih banyak yang belum mengetahui elemen teknis pemilu yang juga sangat penting untuk dipahami.

“Umumnya, pengetahuan pemilih soal elemen teknis tidak menggembirakan. Ini menjadi catatan serius jelang beberapa hari pelaksanaan pemilu 2019,” kata Dian.

Baca juga: KPU perkuat kapasitas pemilih berkualitas

Elemen teknis pemilu yang dimaksud adalah seperti berapa jumlah kertas surat suara yang digunakan, warna jenis surat yang digunakan, jumlah kursi DPR RI yang diperebutkan, berapa jumlah dapil RI dan masih banyak lagi.

“17 April 2019 sudah dimulai disosialisasikan 1,5 tahun lalu. Semestinya angka pengetahuan pemilih soal itu sudah tinggi,” katanya.

Melihat hal ini, Dian mengatakan pekerjaan rumah para calon legislatif menjadi semakin besar. Selain harus meningkatkan popularitas, mereka harus menanggung beban kerja sosialisasi penyelenggara pemilu yang tidak baik.

“Bisa ditebak, para caleg akan ngos-ngosan di lapangan,” kata Dian.

Direktur Eksekutif SPD August Mellaz menyatakan, persoalan rendahnya pengetahuan pemilih ini juga akan menambah daftar pekerjaan rumah penyelenggara pemilu.

“Uang sudah diberikan lebih besar sampai Rp30 triliun. Waktu juga disiapkan lebih lama. Namun hasilnya yang didapat tidak signifikan,” kata August.

Baca juga: Relawan demokrasi untuk dorong partisipasi pemilih
Baca juga: Tingkatkan partisipasi masyarakat, kreatiflah manfaatkan internet


 
Pewarta:
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019
Kampanye Jokowi - Amin di Tangerang Sebelumnya

Kampanye Jokowi - Amin di Tangerang

Haedar sebut penerimaan putusan PHPU Pilpres cerminkan kenegarawanan Selanjutnya

Haedar sebut penerimaan putusan PHPU Pilpres cerminkan kenegarawanan