Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Umum Baitul Musliman Indonesia (Bamusi) Falah Amru mengatakan seseorang dalam membaca doa sebaiknya mendoakan kebaikan untuk semua ummat.
"Padahal kalau mau merujuk pada tuntunan para ulama berdoa seyogyanya dilakukan dengan tata cara doa yang beradab," katanya, dalam keterangan tertulis, Sabtu, menanggapi kontroversi doa Neno Warisman di acara Munajat 212 .
Di sela acara yang berlangsung Kamis malam (21/2/2019) lalu, Neno Warisman membacakan sebuah puisi yang ada baitnya menjadi kontroversial. Falah menilai, doa yang disampaikan Neno tidak patut.
Baca juga: Politikus PPP: Doa Neno Warisman berpotensi pecah belah masyarakat
Jika beralasan puisi itu mengikuti doa yang pernah di lakukan Nabi Muhammad SAW, sungguh doa tersebut dalam kondisi dan keadaan yang sangat berbeda. "Sebagaimana riwayat hadits ketika baginda Nabi Muhammad SAW melakukan doa tersebut," ungkap Falah.
Falah menjelaskan, doa yang di lakukan Nabi Muhammad SAW pada saat perang Badar adalah doa dalam kondisi perang di mana ummat Islam jumlahnya jauh lebih sedikit dari pasukan kafir Quraisy, sebagai mana riwayat hadit Muslim.
"Rasulullah SAW terus bermunajat kepada Allah (sementara kedua pasukan sudah berhadapan), beliau menengadahkan tangan dalam keadaan menghadap kiblat, sampai rida, kain yang menjuntai dipundak beliau SAW jatuh. Kemudian Sayidina Abu Bakar mengambil rida dan menempatkan rida di pundak beliau saw, lalu Sayidina Abu Bakar berdiam di belakang Nabi SAW. Lalu Abu Bakar berkata kepada Nabi, duhai Nabi Allah, cukup permohonan kepada Allah, pasti Allah menunaikan apa yang dijanjikan-Nya kepada-Mu".
Ia mengatakan, doa yang di lakukan Neno dalam kondisi yang sungguh jauh berbeda, kata Bendahara PBNU ini.
Jadi, saran Falah lagi, berdoalah dengan sikap serendah rendahnya kepada Allah saw sambil mengharap keridloan Allah swt.
Baca juga: PBNU ingatkan Neno Warisman tak mengandaikan pilpres sebagai perang
"Padahal kalau mau merujuk pada tuntunan para ulama berdoa seyogyanya dilakukan dengan tata cara doa yang beradab," katanya, dalam keterangan tertulis, Sabtu, menanggapi kontroversi doa Neno Warisman di acara Munajat 212 .
Di sela acara yang berlangsung Kamis malam (21/2/2019) lalu, Neno Warisman membacakan sebuah puisi yang ada baitnya menjadi kontroversial. Falah menilai, doa yang disampaikan Neno tidak patut.
Baca juga: Politikus PPP: Doa Neno Warisman berpotensi pecah belah masyarakat
Jika beralasan puisi itu mengikuti doa yang pernah di lakukan Nabi Muhammad SAW, sungguh doa tersebut dalam kondisi dan keadaan yang sangat berbeda. "Sebagaimana riwayat hadits ketika baginda Nabi Muhammad SAW melakukan doa tersebut," ungkap Falah.
Falah menjelaskan, doa yang di lakukan Nabi Muhammad SAW pada saat perang Badar adalah doa dalam kondisi perang di mana ummat Islam jumlahnya jauh lebih sedikit dari pasukan kafir Quraisy, sebagai mana riwayat hadit Muslim.
"Rasulullah SAW terus bermunajat kepada Allah (sementara kedua pasukan sudah berhadapan), beliau menengadahkan tangan dalam keadaan menghadap kiblat, sampai rida, kain yang menjuntai dipundak beliau SAW jatuh. Kemudian Sayidina Abu Bakar mengambil rida dan menempatkan rida di pundak beliau saw, lalu Sayidina Abu Bakar berdiam di belakang Nabi SAW. Lalu Abu Bakar berkata kepada Nabi, duhai Nabi Allah, cukup permohonan kepada Allah, pasti Allah menunaikan apa yang dijanjikan-Nya kepada-Mu".
Ia mengatakan, doa yang di lakukan Neno dalam kondisi yang sungguh jauh berbeda, kata Bendahara PBNU ini.
Jadi, saran Falah lagi, berdoalah dengan sikap serendah rendahnya kepada Allah saw sambil mengharap keridloan Allah swt.
Baca juga: PBNU ingatkan Neno Warisman tak mengandaikan pilpres sebagai perang
Pewarta: Unggul Tri Ratomo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019