Kemendagri serukan lawan hoaks di Pemilu 2019

Ini kata KPU DKI bagi pemilih sebelum ke TPS pada Rabu
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. (Fransiska Ninditya)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyerukan kepada masyarakat bersama kementeriannya, melawan hoaks dan ujaran kebencian agar Pemilu 2019 menjadi pesta demokrasi yang bermartabat.

"Kampanye di Pemilu 2019 ditengarai banyak hal-hal yang berbau fitnah, ujaran kebencian, dan hoaks, ini harus dihentikan," kata Tjahjo usai menghadiri apel bersama Aparatur Sipil Negara Kementerian Dalam Negeri dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), di Kawasan Monas, Jakarta, Jumat.

Dia mengatakan dirinya menyerap masukan dari seluruh stafnya yang telah mengikuti perkembangan kampanye Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) 2019, ternyata mereka merasa resah dengan konten yang ada dalam kampanye tersebut.

Tjahjo mengatakan kampanye seharusnya diisi dengan sikap yang beretika dan bermartabat serta mengadu konsep dan gagasan bagaimana lima tahun Indonesia kedepan.

"Tujuan Pileg san Pilpres serentak ini adalah membangun rasa persatuan dan kesatuan, memilih pemimpin yang amanah dan memiliki program untuk bangsa dan negara dalam jangka pendek lima tahun ke depan," ujarnya.

Menurut dia, pemimpin yang memiliki program itu sangat dibutuhkan untuk langkah mempercepat pemerataan pembangunan dan tercapainya kesejahteraan rakyat.

Dia mengajak masyarakat menyukseskan Pileg dan Pilpres yang bermartabat demokratis tanpa ada ujaran kebencian, tanpa merusak persatuan dan kesatuan jangan sampai ada hal hal yang bersifat fitnah dalam Pemilu 2019.

"Apel akbar ini intinya agar masyarakat bersama-sama membangun sistem kerangka pemerintahan presidensial yang semakin demokratis baik ke depan dan seperti konstitusi kita yang ada," katanya.

Dia mengakui eskalasi politik jelang Pemilu 2019 sangat dinamis namun harus ada kesadaran dari masing-masing tim sukses dan para pelaku politik agar menampilkan pemilu yang adu konsep dan gagasan.

Menurut dia, jangan sampai pelaksanaan Pemilu malah merusak rasa persatuan dan kesatuan sesama warga negara Indonesia.

Baca juga: Menkominfo apresiasi Fikih Informasi Muhammadiyah

Baca juga: Hoaks bisa jadi penyebab masalah sosial

Baca juga: Informasi Hoaks, Garam Bercampur dengan Kaca
Pewarta:
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019
Indomatrik: selisih elektabilitas Prabowo dengan Jokowi 3,93 persen Sebelumnya

Indomatrik: selisih elektabilitas Prabowo dengan Jokowi 3,93 persen

KPU Kabupaten Boyolali fasilitasi pengguna kursi roda di simulasi pemungutan suara Pilkada 2024 Selanjutnya

KPU Kabupaten Boyolali fasilitasi pengguna kursi roda di simulasi pemungutan suara Pilkada 2024