Saya yakin mereka tidak akan menggadaikan kredibilitasnya
Jakarta (ANTARA News) - Para panelis dan moderator debat calon presiden putaran kedua menandatangani pakta integritas sebagai bentuk tanggung jawab tidak membocorkan soal-soal yang akan diajukan dalam debat tersebut.
Tujuh panelis dan dua moderator menandatangani pakta integritas tersebut di Jakarta, Sabtu, disaksikan oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum Arief Budiman.
Rapat dan grup diskusi para panelis guna membahas materi debat kedua dan merumuskan pertanyaan digelar sejak Jumat (8/2) hingga Minggu (10/2) di Jakarta, sabtu.
Terdapat tujuh panelis dalam debat kedua, yaitu Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana, Rektor IPB Dr Arif Satria, Direktur Eksekutif Walhi Nur Hidayati, ahli pertambangan ITB Prof Irwandy Arif dan pakar energi Ahmad Agustiawan.
Selanjutnya, pakar lingkungan Undip Sudharto P Hadi serta Sekretaris Jenderal Konsorsium Pengembangan Agraria Dewi Kartika. Sebelumnya, pakar hukum lingkungan Universitas Airlangga, Suparto Wijoyo mengundurkan diri sebagai panelis.
Sementara dua orang yang ditunjuk KPU sebagai moderator adalah Tommy Tjokro dan Anisa Dashuki.
Arief Budiman menyakini bahwa para panelis dan moderator merupkan pribadi-pribadi yang profesional, kredibel dan memiliki integritas. Penandatanganan pakta integritas guna semakin meneguhkan keyakinan tersebut kepada publik.
"Saya yakin mereka tidak akan menggadaikan kredibilitasnya, integritasnya untuk membocorkan," katanya.
Arief menegaskan tuntutan agar soal-soal tidak lagi diberikan kisi-kisinya merupakan salah satu tuntutan publik guna meningkatkan mutu debat kedua.
Sementara itu, para panelis dalam merumuskan pertanyaan dilakukan secara tertutup. Bahkan untuk mengetik pertanyaanpun dengan menggunakan komputer salah satu panelis, guna menjaga kerahasiaannya.
Rumusan pertanyaan ditargetkan selesai Minggu (10/2) dan finalisasi pada Jumat mendatang. Sedangkan penjelasan kepada moderator terkait materi pertanyaan baru akan dilaksanakan Jumat atau Sabtu depan, kata Arief.
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019