Kudus (ANTARA News) - Seribuan santri dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat, menggelar aksi damai dan doa bersama untuk mendoakan kiai mereka yang sering menjadi sasaran cemoohan.
Dalam aksi damai di Alun-alun Kudus itu, seribuan santri yang didominasi pelajar yang sebagian masih mengenakan seragam juga mengusung sejumlah poster yang bernada kecaman terhadap sikap Fadli Zon yang saat ini menjabat Wakil Ketua DPR RI.
"Kami mencatat ada tiga kiai yang pernah dicemoohnya," ujar Ketua Aliansi Membela Kiai (Asmak) Muhammad Syaroni yang memimpin aksi damai itu.
Dia berharap Fadli Zon bertobat kepada Allah SWT dan tidak melakukan tindakan mencemooh ulama serta memohon maaf.
Dia juga meminta para tokoh nasional yang lain untuk menghentikan kebiasaan mencela kiai karena kewajiban sebagai muslim menghormati ulama dan kiai, keturunan nabi dan habib.
Ia mengingatkan bahwa siapa pun yang berani mencela kiai akan berhadapan dengan para santri.
Aksi tersebut, lanjut dia, dimulai dari kegaduhan yang disebabkan semakin dekatnya pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019. Akibatnya, kata dia, banyak kegaduhan, banyak kiai dicemooh dan dicela oleh tokoh nasional.
Menurut dia, puisi Fadli Zon merupakan salah satu bagian dari munculnya kegaduhan meskipun yang bersangkutan dinilai sering kali mencemooh kiai.
"Berbakti terhadap kiai merupakan kepastian, sedangkan pilihan politik masih bisa salah atau benar," ujarnya.
Peserta aksi damai dan doa bersama juga berdoa agar bangsa Indonesia tetap aman dan damai hingga selesainya Pilpres 2019.
"Kami melaksanakan doa bersama memohon Allah SWT memberikan keamanan negeri ini, Pilpres 2019 juga diberi kelancaran dan tidak ada gesekan," ujar Muhammad Sya'roni.
Baca juga: Fadli Zon dituntut minta maaf terkait puisinya
Dalam aksi damai di Alun-alun Kudus itu, seribuan santri yang didominasi pelajar yang sebagian masih mengenakan seragam juga mengusung sejumlah poster yang bernada kecaman terhadap sikap Fadli Zon yang saat ini menjabat Wakil Ketua DPR RI.
"Kami mencatat ada tiga kiai yang pernah dicemoohnya," ujar Ketua Aliansi Membela Kiai (Asmak) Muhammad Syaroni yang memimpin aksi damai itu.
Dia berharap Fadli Zon bertobat kepada Allah SWT dan tidak melakukan tindakan mencemooh ulama serta memohon maaf.
Dia juga meminta para tokoh nasional yang lain untuk menghentikan kebiasaan mencela kiai karena kewajiban sebagai muslim menghormati ulama dan kiai, keturunan nabi dan habib.
Ia mengingatkan bahwa siapa pun yang berani mencela kiai akan berhadapan dengan para santri.
Aksi tersebut, lanjut dia, dimulai dari kegaduhan yang disebabkan semakin dekatnya pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2019. Akibatnya, kata dia, banyak kegaduhan, banyak kiai dicemooh dan dicela oleh tokoh nasional.
Menurut dia, puisi Fadli Zon merupakan salah satu bagian dari munculnya kegaduhan meskipun yang bersangkutan dinilai sering kali mencemooh kiai.
"Berbakti terhadap kiai merupakan kepastian, sedangkan pilihan politik masih bisa salah atau benar," ujarnya.
Peserta aksi damai dan doa bersama juga berdoa agar bangsa Indonesia tetap aman dan damai hingga selesainya Pilpres 2019.
"Kami melaksanakan doa bersama memohon Allah SWT memberikan keamanan negeri ini, Pilpres 2019 juga diberi kelancaran dan tidak ada gesekan," ujar Muhammad Sya'roni.
Baca juga: Fadli Zon dituntut minta maaf terkait puisinya
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2019