KPU NTT catat 11 penyelenggara Pemilu meninggal

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Juru Bicara Komisi Pemilihan Umum Provinsi NTT Yosafat Koli (kanan) sedang berbincang dengan peserta pemilu. (ANTARA/Bernadus Tokan)
semua korban yang meninggal dunia akan diberikan santunan oleh KPU
Kupang (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), mencatat jumlah penyelenggara Pemilu serentak 2019 yang meninggal dunia di wilayahnya sebanyak 11 orang.

Selain 11 meninggal, 159 penyelenggara lainnya mengalami sakit dan sebagian di antaranya masih menjalani perawatan, kata Juru Bicara Komisi Pemilihan Umum Provinsi NTT, Yosafat Koli kepada ANTARA di Kupang, Jumat.

Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan laporan terakhir penyelenggara Pemilu di provinsi berbasis kepulauan itu  yang meninggal dunia karena diduga kelelahan saat melaksanakan tugas pada pemungutan suara serentak pilpres, pileg dan DPD pada 17 April 2019.

"Berdasarkan rekap terakhir jumlah penyelenggara pemilu yang meninggal dunia dari seluruh NTT sampai saat ini sebanyak 11 orang, tetapi ada sebagian yang masih sakit dan sedang dirawat," katanya.

Ke-11 petugas yang meninggal dunia itu adalah Blandina Rafu (31 tahun), petugas KPPS di Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, wilayah yang berbatasan dengan negara Timor Leste.

Kemudian Yahya D. Ora, petugas PPS Dusun I Desa Nekmese, Kecamatan Amarasi Selatan, yang meninggal dunia pada 16 April, Yunus Sapay, petugas pelindungan keamanan pada TPS 04 Desa Oebelo Kecamatan Amanuban Selatan

Berikutnya Godlief Tefnai, anggota kelompok pantia pemungutan suara (KPPS) pada TPS 09, Desa Menelalete. Kemudian Hely Welhelmina Malan Dadik (37), petugas penyelenggara pada Desa Poto, Kecamatan Fatuleu, Kabupaten Kupang.

Selain itu,  Yunus Sapay petugas penyelenggara pada Desa Oebeko, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten TTS. Korban meninggal lain adalah Godlief Tefnai, petugas KPPS di Kelurahan Minelalete, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Selain itu, Junus Ama Ki'i (35 tahun), petugas keamanan pada Kelurahan Watulabara, Kecamatan Wewea Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya serta Saferius Sandra (21 tahun), petugas KPPS Desa Poco Dedeng, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat.

Fredrika Pige Tadu (56), asal Desa Lewa Paku, Kecamatan Lewa, Kabupaten Sumba Timur dan Frasiskus Marto Mola, penyelenggara pada Desa Kanganar, Kecamatan Detukeli, Kabupaten Ende.

Korban yang meninggal dunia ini, belum termasuk aparat keamanan dan petugas pengawas pemilu yang turut menjadi korban selama pelaksanaan Pemilu 2019.

Yosafat Koli mengatakan, semua korban yang meninggal dunia akan diberikan santunan oleh KPU.

"Kalau biaya perawatan yang sakit, saya belum tahu karena belum ada petunjuk dari KPU RI," katanya menjelaskan. * 


Baca juga: Gerindra NTB usulkan KLB atas kematian anggota KPPS
Baca juga: Petugas KPPS yang sakit sudah capai 11.239 orang
Pewarta:
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Kenaikan suara PDIP Surabaya tidak sejalan kenaikan persentasenya Sebelumnya

Kenaikan suara PDIP Surabaya tidak sejalan kenaikan persentasenya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS