Serang (ANTARA) - Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, meminta pemerintah pusat benar-benar mengevaluasi pemilihan umum serentak, mengingat pesta demokrasi lima tahunan ini telah membuat tiga orang pahlawan demokrasi asal Kabupaten Serang meninggal dunia.
Ketiga warga Serang itu adalah Reza Agustian Maulana, petugas Linmas TPS 11 Desa Kadubeurum, Kecamatan Pabuaran. Madisa petugas di TPS 12 Desa Pasir Limus, Kecamatan Pamarayan, dan Yoyok Winoto, petugas TPS 24, Desa Margatani, Kecamatan Kramatwatu.
“Tiga warga Kabupaten Serang, pejuang sekaligus sudah menjadi pahlawan demokrasi meninggal dunia. Kami sangat berduka,” kata Chasanah, usai takziah ke keluarga almarhum Yoyok, di Desa Margatani, di Serang, Jumat
Ia juga mengaku sudah mengutus pejabat Pemkab Serang untuk takziah ke rumah duka keluarga Reza di Pabuaran dan Madisa di Pamarayan.
“Kami menyampaikan bela sungkawa, dan saling menguatkan, kepada keluarga pahlawan demokrasi untuk sabar dan ikhlas. Ini duka kita bersama, duka seluruh warga Kabupaten Serang,” katanya.
Menurut dia, proses demokrasi pileg dan pilpres serentak sangat menguras tenaga dan pikiran para penyelenggara mulai dari KPPS hingga KPU.
“Prosesnya luar biasa melelahkan, dan saya mendapat informasi banyak juga penyelenggara yang sakit,” ujarnya.
Ia juga mengaku sudah memerintahkan seluruh puskesmas di Kabupaten Serang untuk menyiagakan petugas kesehatan di seluruh tempat rapat pleno perhitungan suara, baik di tingkat kecamatan yang tengah berlangsung, maupun di tingkat KPU Kabupaten Serang yang akan dimulai 1 Mei mendatang.
Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Serang akan mengirimkan surat kepada Presiden dan DPR RI untuk mengevaluasi proses penyelenggaraan Pemilu serentak. “Harus dievaluasi oleh pemerintah pusat. Ke depan, jangan ada lagi pejuang demokrasi yang meninggal,” katanya.
Ketua KPU Kabupaten Serang, Abidin Nasyar mengatakan, saat ini proses perhitungan suara di 29 kecamatan di Kabupaten Serang sudah mencapai 98 persen. Kemudian akan diteruskan rapat pleno KPU Kabupaten Serang mulai 1 Mei mendatang.
Menurut dia, petugas KPPS yang meninggal banyak yang diakibatkan kelelahan dan mempunyai riwayat penyakit yang lain. “Data pejuang demokrasi yang meninggal, sudah kami sampaikan kepada KPU. Kami selaku penyelenggara, tentu juga sangat berduka. Yakinlah, kami sudah bekerja dengan baik, transparan, dan sesuai aturan yang berlaku,” kata dia.
Ketiga warga Serang itu adalah Reza Agustian Maulana, petugas Linmas TPS 11 Desa Kadubeurum, Kecamatan Pabuaran. Madisa petugas di TPS 12 Desa Pasir Limus, Kecamatan Pamarayan, dan Yoyok Winoto, petugas TPS 24, Desa Margatani, Kecamatan Kramatwatu.
“Tiga warga Kabupaten Serang, pejuang sekaligus sudah menjadi pahlawan demokrasi meninggal dunia. Kami sangat berduka,” kata Chasanah, usai takziah ke keluarga almarhum Yoyok, di Desa Margatani, di Serang, Jumat
Ia juga mengaku sudah mengutus pejabat Pemkab Serang untuk takziah ke rumah duka keluarga Reza di Pabuaran dan Madisa di Pamarayan.
“Kami menyampaikan bela sungkawa, dan saling menguatkan, kepada keluarga pahlawan demokrasi untuk sabar dan ikhlas. Ini duka kita bersama, duka seluruh warga Kabupaten Serang,” katanya.
Menurut dia, proses demokrasi pileg dan pilpres serentak sangat menguras tenaga dan pikiran para penyelenggara mulai dari KPPS hingga KPU.
“Prosesnya luar biasa melelahkan, dan saya mendapat informasi banyak juga penyelenggara yang sakit,” ujarnya.
Ia juga mengaku sudah memerintahkan seluruh puskesmas di Kabupaten Serang untuk menyiagakan petugas kesehatan di seluruh tempat rapat pleno perhitungan suara, baik di tingkat kecamatan yang tengah berlangsung, maupun di tingkat KPU Kabupaten Serang yang akan dimulai 1 Mei mendatang.
Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten Serang akan mengirimkan surat kepada Presiden dan DPR RI untuk mengevaluasi proses penyelenggaraan Pemilu serentak. “Harus dievaluasi oleh pemerintah pusat. Ke depan, jangan ada lagi pejuang demokrasi yang meninggal,” katanya.
Ketua KPU Kabupaten Serang, Abidin Nasyar mengatakan, saat ini proses perhitungan suara di 29 kecamatan di Kabupaten Serang sudah mencapai 98 persen. Kemudian akan diteruskan rapat pleno KPU Kabupaten Serang mulai 1 Mei mendatang.
Menurut dia, petugas KPPS yang meninggal banyak yang diakibatkan kelelahan dan mempunyai riwayat penyakit yang lain. “Data pejuang demokrasi yang meninggal, sudah kami sampaikan kepada KPU. Kami selaku penyelenggara, tentu juga sangat berduka. Yakinlah, kami sudah bekerja dengan baik, transparan, dan sesuai aturan yang berlaku,” kata dia.
Pewarta: Mulyana
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019