Surabaya (ANTARA) - Tokoh agama Islam, Ustadz Yusuf Mansur berharap semua pihak bisa menahan diri dan tidak larut dalam perdebatan usai pemilihan umum legislatif dan pemilihan presiden yang digelar 17 April 2019.
"Saya berharap kita semua tidak ikut larut siapa yang menang atau siapa yang curang," ujarnya ditemui usai menghadiri tasyakuran kantor Fatma Foundation di Surabaya, Minggu.
Ia mengajak agar masyarakat tetap tenang sehingga negara selalu stabil. Ia yakin Allah SWT akan memberikan pemimpin yang terbaik bagi Tanah Air.
Menurut dia, Indonesia adalah sebuah keluarga sehingga setiap anak bangsa sejatinya adalah bagian yang tidak terpisahkan.
"Saya tetap mendoakan 01-02 dan jangan terus sahut-sahutan. Ingat, Indonesia adalah keluarga," ucap pendakwah yang akrab disapa ustadz YM tersebut.
Di tempat sama, Ketua PBNU Saifullah Yusuf menyambut baik semangat rekonsiliasi usai pilpres yang digagas kiai-kiai sepuh di Jawa Timur yang ternyata mendapatkan respon positif dari banyak kalangan.
Pesantren-pesantren besar di Jawa Timur, kata dia, saat ini langsung bergerak untuk meredam gejolak di tataran santri, alumni dan masyarakat luas.
"Pemilu sudah selesai, saatnya kita kembali memikirkan umat dan saat ini para kiai juga telah bergerak mendinginkan suasana," kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Para kiai di Jatim, lanjut dia, baik itu yang sebelumnya mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 01 maupun 02, sepakat bahwa siapapun yang menang adalah sosok yang dikehendaki rakyat.
"Karenanya, pilpres ini sejatinya bukan tentang Jokowi-Ma'ruf atau Prabowo-Sandi, melainkan tentang bagaimana membangun negara dengan penuh persatuan dan semangat kerja keras," katanya.
"Saya berharap kita semua tidak ikut larut siapa yang menang atau siapa yang curang," ujarnya ditemui usai menghadiri tasyakuran kantor Fatma Foundation di Surabaya, Minggu.
Ia mengajak agar masyarakat tetap tenang sehingga negara selalu stabil. Ia yakin Allah SWT akan memberikan pemimpin yang terbaik bagi Tanah Air.
Menurut dia, Indonesia adalah sebuah keluarga sehingga setiap anak bangsa sejatinya adalah bagian yang tidak terpisahkan.
"Saya tetap mendoakan 01-02 dan jangan terus sahut-sahutan. Ingat, Indonesia adalah keluarga," ucap pendakwah yang akrab disapa ustadz YM tersebut.
Di tempat sama, Ketua PBNU Saifullah Yusuf menyambut baik semangat rekonsiliasi usai pilpres yang digagas kiai-kiai sepuh di Jawa Timur yang ternyata mendapatkan respon positif dari banyak kalangan.
Pesantren-pesantren besar di Jawa Timur, kata dia, saat ini langsung bergerak untuk meredam gejolak di tataran santri, alumni dan masyarakat luas.
"Pemilu sudah selesai, saatnya kita kembali memikirkan umat dan saat ini para kiai juga telah bergerak mendinginkan suasana," kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Para kiai di Jatim, lanjut dia, baik itu yang sebelumnya mendukung pasangan capres-cawapres nomor urut 01 maupun 02, sepakat bahwa siapapun yang menang adalah sosok yang dikehendaki rakyat.
"Karenanya, pilpres ini sejatinya bukan tentang Jokowi-Ma'ruf atau Prabowo-Sandi, melainkan tentang bagaimana membangun negara dengan penuh persatuan dan semangat kerja keras," katanya.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019