Nelayan Muara Angke berhenti melaut saat pemilu

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Ilustrasi - Para nelayan bersama keluarganya berlayar untuk mengikuti sedekah bumi Nadran di Muara Angke, Jakarta Utara, Minggu (13/12). (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan) (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/)
Jakarta (ANTARA) - Sejumlah nelayan di Pelabuhan Perikanan Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa, mengatakan, akan ikut datang ke tempat pemungutan suara (TPS) untuk memakai hak politiknya saat pemungutan suara Pemilu 2019, pada 17 April nanti.

Biasanya mereka melaut mencari ikan, yang bisa menghabiskan waktu hingga beberapa hari namun kali ini berbeda.

"Memilih pemimpin itu kewajiban karena pemilu hanya lima tahun sekali," kata Ujer (57), salah seorang nelayan saat ditemui di Pelabuhan Perikanan Muara Angke.

Beberapa hari menjelang pemilu dia akan pulang ke rumah untuk istirahat sekaligus berkumpul bersama keluarga.

"Dalam sekali melaut bisa 7-10 hari tidak pulang ke rumah," kata Ujer merupakan warga Serang, Banten.

Dia akan pulang ke rumah untuk istirahat selama 3-4 hari, lalu kembali melaut usai pencoblosan.

Adapun Sadirin (37), kapten kapal asal Pemalang, Jawa Tengah, menuturkan akan merapat ke pulau terdekat saat hari pencoblosan nanti.

Dia mengatakan telah menerima imbauan dari TNI Angkatan Laut untuk mencari pulau terdekat agar bisa ikut merayakan pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

"Untuk pencoblosan biasanya kami merapat ke pulau terdekat," ujarnya.

Dalam sekali melaut Sadirin memerlukan waktu tiga hari empat malam pelayaran dari Muara Angke menuju Makasar yang berjarak 660 mil laut.

Sementara itu Wadimin (29), salah seorang nelayan asal Tuban, Jawa Timur, mengaku akan pulang ke rumah untuk menggunakan hak pilihnya di tempat pemungutan suara.

"Kalau tidak ada hambatan nanti akan pulang untuk mencoblos," ujarnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan ada sekitar 2,3 juta nelayan di seluruh Indonesia. Meskipun jumlah itu terbilang kecil bila dibandingkan dengan total populasi penduduk Indonesia, namun kelompok nelayan mewakili seperlima dari total populasi masyarakat pesisir.

Mengenai harapan, kata Juji (53), salah seorang nelayan asal Serang, Banten, berharap Pemilu 2019 mampu melahirkan pemimpin yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

"Semoga nanti ada pemimpin yang tidak pilih kasih, peduli dan mampu meningkatkan kesejahteraan nelayan," kata Juji.

Menurutnya, pemimpin terpilih nanti harus dapat memaksimalkan eksplorasi potensi sumber daya alam maritim Indonesia. Kekayaan laut berupa ikan tangkapan itu harus dimanfaatkan sepenuhnya untuk kepentingan rakyat.

Baca juga: Harapan warga Pecinan Glodok terhadap Pilpres 2019
Baca juga: Merayakan demokrasi di tanah gusuran
Pewarta:
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2019
Bawaslu patroli di masa tenang cegah politik uang Sebelumnya

Bawaslu patroli di masa tenang cegah politik uang

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS