Jakarta (ANTARA) - DPP PDI Perjuangan meluncurkan sembilan item kampanye berbentuk video dan rekaman yang akan disebarkan ke masyarakat serta disiarkan melalui stasiun radio di seluruh Indonesia.
Peluncuran item kampanye dilakukan oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang didampingi sejumlah calon anggota legislatif (caleg), di Kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta, Sabtu
Sejumlah caleg yang hadir pada acara tersebut antara lain, Ian Kasela yang turut membintangi salah satu video, Chicha Koeswoyo, dan Zuhairi Misrawi. Hadir juga gitaris grup musik Radja Moldy, dan Bane Manalu yang menjadi salah satu tim kreatif pembuatan video itu.
Dari sembilan item kampanye tersebut, yang paling utama adalah video joget '01 dan 3' dengan Ian Kasela sebagai penyanyi utamanya. Lagu dalam video itu diinspirasi dari "Patah Hati" karya grup musik Radja yang liriknya diubah dengan memasukkan kata-kata 01 dan 3. 01 adalah nomor urut pasangan capres-cawapres Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, sedangkan 3 adalah nomor urut PDI Perjuangan pada pemilu 2019.
"Diluncurkan ya video joget ini, karena memenangkan Jokowi-Ma'ruf dan PDI Perjuangan pada pemilu 2019, adalah satu kesatuan gerak," kata Hasto Kristiyanto. Menurut dia, video dan rekaman tersebut, akan diputar perdana di hadapan masyarakat pada kampanye terbuka, di Tangerang, Banten, Minggu (24/3).
Pada peluncuran di kantor DPP PDI Perjuangan, video joget "01 dan 3" berkali-kali video itu ditayangkan. Ratusan kader Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) PDI Perjuangan yang hadir tampak ikut bertepuk tangan mengikuti irama lagu.
Selain video joget "01 dan 3", ada juga video yang menampilkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersama sejumlah pemuda. "Ada yang berbicara soal anak muda agar memiliki semangat untuk memajukan negara, dan soal pembangunan infrastruktur oleh Presiden Jokowi yang berarti membangun peradaban," katanya.
Hasto menjelaskan, semua substansi di video itu didasarkan pada hasil riset. "Ada banyak lembaga survei yang melakukan kajian dan menemukan konsistensi PDI Perjuangan dalam menyiapkan generasi muda menjadi pemimpin di masa depan," katanya.
Menurut Hasto, semua materi kampanye itu juga menekankan pada satu tarikan napas strategi yang sama. "Bahwa antara Pak Jokowi, Kiai Ma'ruf, Ibu Mega, PDI Perjuangan, Bung Karno itu merupakan satu kesatuan kepemimpinan Indonesia raya. Itu satu napas semuanya, sehingga kami jabarkan semuanya," imbuhnya.
Materi-materi itu, menurut dia, akan disampaikan ke publik secara periodik. Pada pekan pertama ini sasarannya adalah, para pemuda dan kaum perempuan. "Pada minggu kedua dan selanjutnya, kami akan berubah sesuai dengan dinamika politik. Tema-teman keagamaan juga kami siapkan. Ketuhanan yang berkebudayaan itu maknanya kami jabarkan dalam iklan," katanya.
Hasto memastikan, semua materi iklan adalah hasil kreasi dapur PDI Perjuangan dengan melibatkan kader partai. "Sebelum dibuat menjadi video, memang terlebih dahulu dilakukan focus group discussion," katanya.
Soal media penayangan, Hasto menyatakan, pihaknya mengutamakan di media sosial (medsos), karena anggaran partai untuk membayar iklan sangat terbatas.
Baca juga: TKN akan turunkan kepala daerah sebagai juru kampanye
Baca juga: TKN pilih Banten untuk mulai kampanye terbuka pertama
Peluncuran item kampanye dilakukan oleh Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang didampingi sejumlah calon anggota legislatif (caleg), di Kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta, Sabtu
Sejumlah caleg yang hadir pada acara tersebut antara lain, Ian Kasela yang turut membintangi salah satu video, Chicha Koeswoyo, dan Zuhairi Misrawi. Hadir juga gitaris grup musik Radja Moldy, dan Bane Manalu yang menjadi salah satu tim kreatif pembuatan video itu.
Dari sembilan item kampanye tersebut, yang paling utama adalah video joget '01 dan 3' dengan Ian Kasela sebagai penyanyi utamanya. Lagu dalam video itu diinspirasi dari "Patah Hati" karya grup musik Radja yang liriknya diubah dengan memasukkan kata-kata 01 dan 3. 01 adalah nomor urut pasangan capres-cawapres Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, sedangkan 3 adalah nomor urut PDI Perjuangan pada pemilu 2019.
"Diluncurkan ya video joget ini, karena memenangkan Jokowi-Ma'ruf dan PDI Perjuangan pada pemilu 2019, adalah satu kesatuan gerak," kata Hasto Kristiyanto. Menurut dia, video dan rekaman tersebut, akan diputar perdana di hadapan masyarakat pada kampanye terbuka, di Tangerang, Banten, Minggu (24/3).
Pada peluncuran di kantor DPP PDI Perjuangan, video joget "01 dan 3" berkali-kali video itu ditayangkan. Ratusan kader Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) PDI Perjuangan yang hadir tampak ikut bertepuk tangan mengikuti irama lagu.
Selain video joget "01 dan 3", ada juga video yang menampilkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersama sejumlah pemuda. "Ada yang berbicara soal anak muda agar memiliki semangat untuk memajukan negara, dan soal pembangunan infrastruktur oleh Presiden Jokowi yang berarti membangun peradaban," katanya.
Hasto menjelaskan, semua substansi di video itu didasarkan pada hasil riset. "Ada banyak lembaga survei yang melakukan kajian dan menemukan konsistensi PDI Perjuangan dalam menyiapkan generasi muda menjadi pemimpin di masa depan," katanya.
Menurut Hasto, semua materi kampanye itu juga menekankan pada satu tarikan napas strategi yang sama. "Bahwa antara Pak Jokowi, Kiai Ma'ruf, Ibu Mega, PDI Perjuangan, Bung Karno itu merupakan satu kesatuan kepemimpinan Indonesia raya. Itu satu napas semuanya, sehingga kami jabarkan semuanya," imbuhnya.
Materi-materi itu, menurut dia, akan disampaikan ke publik secara periodik. Pada pekan pertama ini sasarannya adalah, para pemuda dan kaum perempuan. "Pada minggu kedua dan selanjutnya, kami akan berubah sesuai dengan dinamika politik. Tema-teman keagamaan juga kami siapkan. Ketuhanan yang berkebudayaan itu maknanya kami jabarkan dalam iklan," katanya.
Hasto memastikan, semua materi iklan adalah hasil kreasi dapur PDI Perjuangan dengan melibatkan kader partai. "Sebelum dibuat menjadi video, memang terlebih dahulu dilakukan focus group discussion," katanya.
Soal media penayangan, Hasto menyatakan, pihaknya mengutamakan di media sosial (medsos), karena anggaran partai untuk membayar iklan sangat terbatas.
Baca juga: TKN akan turunkan kepala daerah sebagai juru kampanye
Baca juga: TKN pilih Banten untuk mulai kampanye terbuka pertama
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019