Jakarta (ANTARA) - Jubir Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Ace Hasan Syadzily mengatakan hasil survei Lingkaran Survei Indonesia Denny JA menunjukkan Jokowi-Ma'ruf semakin tidak terhentikan untuk menang telak dalam Pilpres 2019.
"Hasil survei itu menunjukkan Jokowi-Ma'ruf semakin 'unstopable', tidak dapat dihentikan untuk semakin naik lebih besar lagi," kata Ace.
Haisl survei LSI Denny JA pada Februari 2019 menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf berada pada angka 58,7 persen sementara Prabowo-Sandi 30,9 persen.
Menurut LSI Denny JA, tren selama enam bulan terakhir menunjukkan elektabilitas kedua pasangan selalu terpaut sekitar 20 persen, dengan keunggulan Jokowi-Ma'ruf.
Ace mengatakan kenaikan elektabilitas yang diperoleh Jokowi-Ma'ruf sejalan dengan persepsi kepuasan ekonomi yang berada di angka 71 persen.
"Masyarakat menilai bahwa kinerja ekonomi Pemerintahan Jokowi memuaskan. Ini justru berbeda dengan serangan kubu 02 yang selalu mengatakan soal kondisi ekonomi yang buruk. Tuduhan itu ternyata berbeda dengan apa yang dirasakan masyarakat seperti yang tercermin dalam survei itu," kata Ace.
Selain itu, TKN juga berpendapat bahwa kecenderungan naiknya suara pasangan 01 karena dalam debat kedua Jokowi-Ma'ruf mampu menang telak.
"Pak Jokowi sangat menguasai masalah dengan menyampaikan capaian keberhasilan, sementara Prabowo hanya bicara normatif dan banyak mengakui keberhasilannya Pak Jokowi dalam banyak hal," nilai Ace.
Prabowo menurutnya, terkesan tidak menguasai masalah, miskin konsep, terutama hal-hal yang terkait dengan program, dan selalu mengulang-ngulang.
TKN sangat optimistis elektabilitas Jokowi-Ma'ruf akan terus meningkat menjauhi elektabilitas Prabowo-Sandi.
Dalam sisa waktu 43 hari ke depan menjelang 17 April 2019, timses Jokowi-Ma'ruf akan terus menggenjot kinerja pemenangan secara maksimal untuk mencapai target 70 persen.
Ace menyatakan target itu akan tercapai karena pihak 01 dapat menawarkan program yang lebih solutif dan memberikan harapan bagi rakyat di antaranya kehadiran tiga kartu baru program Jokowi yakni Kartu Sembako Murah, KIP Kuliah dan Kartu Pra-Kerja.
"Dengan ketiga kartu itu, semakin melengkapi kepuasan masyarakat atas kinerja Pemerintahan Jokowi, terutama kinerja ekonomi, dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar, pendidikan dan mengatasi kebutuhan kelompok milineal," jelasnya.
Sebaliknya Ace menilai program kubu 02 stagnan karena narasi yang disampaikan tidak memberikan harapan bagi rakyat.
"Mereka lebih banyak mengkritik kebijakan Pemerintahan Jokowi, tapi tidak menawarkan program alternatif yang solutif, tuturnya.
"Alih-alih menawarkan program, yang terjadi justru di beberapa tempat, pendukungnya melakukan kampanye hitam dan hoaks dengan terus-menerus membawa sentimen agama dalam kampanyenya seperti di Karawang, Makasar dan daerah lainnya. Jelas hal ini kontra produktif dan tidak membuat rakyat simpatik," papar Ace.
Pilpres 2019 diikuti dua pasangan calon, nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf, dan nomor urut 02 Prabowo-Sandi.
Baca juga: TKN rencanakan dalang dukungan dana di tiga kota
Baca juga: Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf akan lakukan safari politik ke Aceh
"Hasil survei itu menunjukkan Jokowi-Ma'ruf semakin 'unstopable', tidak dapat dihentikan untuk semakin naik lebih besar lagi," kata Ace.
Haisl survei LSI Denny JA pada Februari 2019 menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf berada pada angka 58,7 persen sementara Prabowo-Sandi 30,9 persen.
Menurut LSI Denny JA, tren selama enam bulan terakhir menunjukkan elektabilitas kedua pasangan selalu terpaut sekitar 20 persen, dengan keunggulan Jokowi-Ma'ruf.
Ace mengatakan kenaikan elektabilitas yang diperoleh Jokowi-Ma'ruf sejalan dengan persepsi kepuasan ekonomi yang berada di angka 71 persen.
"Masyarakat menilai bahwa kinerja ekonomi Pemerintahan Jokowi memuaskan. Ini justru berbeda dengan serangan kubu 02 yang selalu mengatakan soal kondisi ekonomi yang buruk. Tuduhan itu ternyata berbeda dengan apa yang dirasakan masyarakat seperti yang tercermin dalam survei itu," kata Ace.
Selain itu, TKN juga berpendapat bahwa kecenderungan naiknya suara pasangan 01 karena dalam debat kedua Jokowi-Ma'ruf mampu menang telak.
"Pak Jokowi sangat menguasai masalah dengan menyampaikan capaian keberhasilan, sementara Prabowo hanya bicara normatif dan banyak mengakui keberhasilannya Pak Jokowi dalam banyak hal," nilai Ace.
Prabowo menurutnya, terkesan tidak menguasai masalah, miskin konsep, terutama hal-hal yang terkait dengan program, dan selalu mengulang-ngulang.
TKN sangat optimistis elektabilitas Jokowi-Ma'ruf akan terus meningkat menjauhi elektabilitas Prabowo-Sandi.
Dalam sisa waktu 43 hari ke depan menjelang 17 April 2019, timses Jokowi-Ma'ruf akan terus menggenjot kinerja pemenangan secara maksimal untuk mencapai target 70 persen.
Ace menyatakan target itu akan tercapai karena pihak 01 dapat menawarkan program yang lebih solutif dan memberikan harapan bagi rakyat di antaranya kehadiran tiga kartu baru program Jokowi yakni Kartu Sembako Murah, KIP Kuliah dan Kartu Pra-Kerja.
"Dengan ketiga kartu itu, semakin melengkapi kepuasan masyarakat atas kinerja Pemerintahan Jokowi, terutama kinerja ekonomi, dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar, pendidikan dan mengatasi kebutuhan kelompok milineal," jelasnya.
Sebaliknya Ace menilai program kubu 02 stagnan karena narasi yang disampaikan tidak memberikan harapan bagi rakyat.
"Mereka lebih banyak mengkritik kebijakan Pemerintahan Jokowi, tapi tidak menawarkan program alternatif yang solutif, tuturnya.
"Alih-alih menawarkan program, yang terjadi justru di beberapa tempat, pendukungnya melakukan kampanye hitam dan hoaks dengan terus-menerus membawa sentimen agama dalam kampanyenya seperti di Karawang, Makasar dan daerah lainnya. Jelas hal ini kontra produktif dan tidak membuat rakyat simpatik," papar Ace.
Pilpres 2019 diikuti dua pasangan calon, nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf, dan nomor urut 02 Prabowo-Sandi.
Baca juga: TKN rencanakan dalang dukungan dana di tiga kota
Baca juga: Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf akan lakukan safari politik ke Aceh
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019