Kuala Lumpur (ANTARA News) - Panitia Pengawas Pemilu Luar Negeri (Panwaslu) dan Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Kuala Lumpur mendatangi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Madura yang tinggal di Tanjung Malim, Perak, Malaysia untuk melakukan sosialisasi Pemilu 2019, Sabtu.
Kedatangan petugas Pemilu 2019 yang dipimpin Ketua Panwaslu Kuala Lumpur Yaza Azzahara Ulyana tersebut diterima di rumah Sunarto pada sebuah perumahan yang berlokasi di dekat Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Perak, dengan dihadiri sekitar 20 orang pekerja.
Sejumlah TKI yang tinggal di Jalan Nusa I Tanjung Malim dan sekitarnya menerima penjelasan tentang pendaftaran pemilih melalui Daftar Pemilih Khusus (DPK) karena Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kuala Lumpur sudah ditetapkan KPU sebesar 558.873 orang.
Pada kesempatan tersebut juga disampaikan rekrutmen Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) yang diperpanjang hingga Minggu (17/2), dan terbuka juga untuk TKI atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Perak.
Tokoh masyarakat setempat Haji Sulaiman dari Sampang menyampaikan terima kasih atas kehadiran PPLN dan Panwaslu di Perak.
"Kami berharap pemilu berlangsung secara langsung, umum, bebas dan rahasia. Kami sampaikan terima kasih bapak ibu memberikan pengetahuan tentang Pemilu 2019," katanya pula.
Ketua Panwaslu Yaza Azzahara Ulyana dalam penjelasannya mengatakan Panwaslu dan PPLN merupakan dua badan pemilu yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama, yakni menciptakan pemilu yang adil, bersih dan berintegritas. Sedangkan Panwaslu tugasnya langsung di bawah Bawaslu.
"Kalau dua badan berjalan beriringan maka tujuan dari pemilu yang kita cita-citakan akan terwujud. Tugas kami langsung di bawah Bawaslu. Panwaslu tugasnya meningkatkan partisipasi politik WNI baik di dalam negeri maupun di luar negeri," katanya lagi.
Yaza mengatakan tugasnya adalah memberikan kesadaran masyarakat yang mungkin selama ini tidak mengikuti perkembangan politik di dalam negeri mungkin karena faktor ekonomi, keluarga dan lainnya sehingga tidak peduli dan tidak mau tahu.
"Kita harus peduli dengan siapa pemimpin kita dan apa yang mereka bawa untuk kita. Pemilu ini adalah momentum yang paling tepat untuk mengetahui siapa-siapa pemimpin kita. Lihat para calon-calon pemimpin kita yang bisa memperjuangkan kita," ujar Yaza.
Para TKI antusias mengikuti penjelasan dari narasumber tentang seluk beluk pelaksanaan dan pengawasan Pemilu 2019.
Sementara saat dibuka tanya jawab beberapa di antaranya juga mengajukan pertanyaan.
Sebelumnya, pada Desember 2018 anggota PPLN dan Panwaslu Kuala Lumpur telah melakukan sosialisasi Pemilu 2019 ke sejumlah pabrik di Perak, seperti di Bidor Tahan Estates Sdn Bhd dan Sime Darby Plantation, setelah sebelumnya sosialisasi ke Crestronics Sdn Bhd dan Intercosmetic Asia Pacific Sdn Bhd di Selangor.
Baca juga: PPLN-Panwaslu Kuala Lumpur sosialisasi Pemilu 2019 ke pekerja sawit di Trengganu
Kedatangan petugas Pemilu 2019 yang dipimpin Ketua Panwaslu Kuala Lumpur Yaza Azzahara Ulyana tersebut diterima di rumah Sunarto pada sebuah perumahan yang berlokasi di dekat Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Perak, dengan dihadiri sekitar 20 orang pekerja.
Sejumlah TKI yang tinggal di Jalan Nusa I Tanjung Malim dan sekitarnya menerima penjelasan tentang pendaftaran pemilih melalui Daftar Pemilih Khusus (DPK) karena Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kuala Lumpur sudah ditetapkan KPU sebesar 558.873 orang.
Pada kesempatan tersebut juga disampaikan rekrutmen Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri (KPPSLN) yang diperpanjang hingga Minggu (17/2), dan terbuka juga untuk TKI atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Perak.
Tokoh masyarakat setempat Haji Sulaiman dari Sampang menyampaikan terima kasih atas kehadiran PPLN dan Panwaslu di Perak.
"Kami berharap pemilu berlangsung secara langsung, umum, bebas dan rahasia. Kami sampaikan terima kasih bapak ibu memberikan pengetahuan tentang Pemilu 2019," katanya pula.
Ketua Panwaslu Yaza Azzahara Ulyana dalam penjelasannya mengatakan Panwaslu dan PPLN merupakan dua badan pemilu yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama, yakni menciptakan pemilu yang adil, bersih dan berintegritas. Sedangkan Panwaslu tugasnya langsung di bawah Bawaslu.
"Kalau dua badan berjalan beriringan maka tujuan dari pemilu yang kita cita-citakan akan terwujud. Tugas kami langsung di bawah Bawaslu. Panwaslu tugasnya meningkatkan partisipasi politik WNI baik di dalam negeri maupun di luar negeri," katanya lagi.
Yaza mengatakan tugasnya adalah memberikan kesadaran masyarakat yang mungkin selama ini tidak mengikuti perkembangan politik di dalam negeri mungkin karena faktor ekonomi, keluarga dan lainnya sehingga tidak peduli dan tidak mau tahu.
"Kita harus peduli dengan siapa pemimpin kita dan apa yang mereka bawa untuk kita. Pemilu ini adalah momentum yang paling tepat untuk mengetahui siapa-siapa pemimpin kita. Lihat para calon-calon pemimpin kita yang bisa memperjuangkan kita," ujar Yaza.
Para TKI antusias mengikuti penjelasan dari narasumber tentang seluk beluk pelaksanaan dan pengawasan Pemilu 2019.
Sementara saat dibuka tanya jawab beberapa di antaranya juga mengajukan pertanyaan.
Sebelumnya, pada Desember 2018 anggota PPLN dan Panwaslu Kuala Lumpur telah melakukan sosialisasi Pemilu 2019 ke sejumlah pabrik di Perak, seperti di Bidor Tahan Estates Sdn Bhd dan Sime Darby Plantation, setelah sebelumnya sosialisasi ke Crestronics Sdn Bhd dan Intercosmetic Asia Pacific Sdn Bhd di Selangor.
Baca juga: PPLN-Panwaslu Kuala Lumpur sosialisasi Pemilu 2019 ke pekerja sawit di Trengganu
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019