Surabaya (ANTARA News) - Ratusan petugas Panitia Pemilihan Kecamatan dan Panitia Pemungutan Suara menggelar simulasi pemungutan suara secara tertutup atau tidak untuk umum menjelang Pemilu 2019?di Kecamatan Gunung Anyar, Kota Surabaya, Jatim, Minggu.
"Kegiatan ini inisiatif dari Panitia Pemilihan Kecamatan dan Panitia Pemungutan Suara karena mendengar bahwa pelaksanaan Pileg dan Pilpres 2019 cukup kompleks," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya Nur Syamsi, saat memantau simulasi pemungutan suara di Kantor Kecamatan Gunung Anyar.
Untuk itu, lanjut dia, petugas PPK dan PPS harus betul-betul memahami mekanisme dan prosedur yang ada di TPS berdasarkan Peraturan KPU Nomor 19 Tahun 2014 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS.
"Terkait penghitungan suara kami masih merujuk ke PKPU 19/2014. Tapi itu tidak ada masalah karena ini proses pendidikan internal bukan untuk konsumsi publik. Artinya simulasi ini bukan sosialisasi yang menjadi rujukan publik," katanya.
Menurut dia, dengan adanya simulasi ini, petugas PPK dan PPS menginginkan agar pekerjaannya tersebut betul-betul mendekati sempurna, sehingga pada saat pelaksanaan pemungutan suara tidak ada kesalahan.
"Jadi mereka hari ini belajar bagaimana proses yang ada di TPS, melayani pemilih sebagaimana mestinya. Misalnya pemilih yang datang harus dicek C6 (surat pemberitahuan pemungutan suara kepada pemilih) sama identitasnya. Kalau terdaftar di DPT, maka pemilih menyertakan identitas," katanya pula.
Terkait kebanyakan masyarakat masih belum memahami teknis pemungutan suara, Nur Syamsi mengatakan, sebelum pihaknya menjelaskan ke publik, maka perlu belajar terlebih dahulu.
"Belajar pertama yang perlu dilakukan yakni bagaimana cara melipat dan membuka kertas surat suara. Begitu juga penanganan jika ada surat suara yang rusak. KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) di TPS harus memahami itu semua," katanya lagi.
Baca juga: KPU Surabaya buka posko layanan Gerakan Melindungi Hak Pilih
Baca juga: KPU Surabaya siap selenggarakan Pemilu 2019
"Kegiatan ini inisiatif dari Panitia Pemilihan Kecamatan dan Panitia Pemungutan Suara karena mendengar bahwa pelaksanaan Pileg dan Pilpres 2019 cukup kompleks," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya Nur Syamsi, saat memantau simulasi pemungutan suara di Kantor Kecamatan Gunung Anyar.
Untuk itu, lanjut dia, petugas PPK dan PPS harus betul-betul memahami mekanisme dan prosedur yang ada di TPS berdasarkan Peraturan KPU Nomor 19 Tahun 2014 tentang Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS.
"Terkait penghitungan suara kami masih merujuk ke PKPU 19/2014. Tapi itu tidak ada masalah karena ini proses pendidikan internal bukan untuk konsumsi publik. Artinya simulasi ini bukan sosialisasi yang menjadi rujukan publik," katanya.
Menurut dia, dengan adanya simulasi ini, petugas PPK dan PPS menginginkan agar pekerjaannya tersebut betul-betul mendekati sempurna, sehingga pada saat pelaksanaan pemungutan suara tidak ada kesalahan.
"Jadi mereka hari ini belajar bagaimana proses yang ada di TPS, melayani pemilih sebagaimana mestinya. Misalnya pemilih yang datang harus dicek C6 (surat pemberitahuan pemungutan suara kepada pemilih) sama identitasnya. Kalau terdaftar di DPT, maka pemilih menyertakan identitas," katanya pula.
Terkait kebanyakan masyarakat masih belum memahami teknis pemungutan suara, Nur Syamsi mengatakan, sebelum pihaknya menjelaskan ke publik, maka perlu belajar terlebih dahulu.
"Belajar pertama yang perlu dilakukan yakni bagaimana cara melipat dan membuka kertas surat suara. Begitu juga penanganan jika ada surat suara yang rusak. KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) di TPS harus memahami itu semua," katanya lagi.
Baca juga: KPU Surabaya buka posko layanan Gerakan Melindungi Hak Pilih
Baca juga: KPU Surabaya siap selenggarakan Pemilu 2019
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019