Surabaya (ANTARA News) - Ketua pengurus Ikatan Alumni Universitas Airlangga Komisariat Pascasarjana Asman Abnur mengingatkan jangan melibatkan organisasinya ke ranah politik praktis, terlebih menjelang Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019.
"Ini adalah lembaga pendidikan dan ilmiah maka alumninya jangan membawa nama instansi jika terlibat ke politik," ujarnya ditemui usai pelantikan pengurus IKA Unair Komisariat Pascasarjana masa bakti 2018-2022 di Surabaya, Sabtu.
Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tersebut menyebut Unair adalah lembaga pendidikan dan ilmiah yang telah melarang keterlibatan secara langsung ke politik praktis.
Menurut dia, banyak cara yang dilakukan para alumni untuk berkontribusi di dunia politik, namun tidak harus membawa nama almamater.
"IKA Unair memiliki sumber daya manusia berkualitas dan tidak melihat dari mana asalnya, sukunya bahkan partainya. Silakan berkontribusi di dunia politik, tapi tidak dengan membawa nama lembaga perguruan tinggi," ucapnya.
Sementara itu, pada kesempatan tersebut Asman Abnur bersama pengurus lainnya dilantik sebagai pengurus IKA Unair Komisariat Pascasarjana, dan berharap mampu bermanfaat untuk publik yang tak hanya di Jatim, tapi juga nasional.
Alumni, kata dia, merupakan salah satu penopang kemajuan universitas sehingga akses dan kemampuannya menjadi modal berharga memajukan institusi dan almamater yang pernah memberikannya ilmu.
"Meski berat, tapi saya terima tantangan ini. Semoga Unair tak hanya termasuk di 700 besar universitas terbaik di dunia, tapi 100 besar, dan itu bukan tidak mungkin," kata politikus dari Partai Amanat Nasional (PAN);
Di tempat sama, Wakil Rektor IV Universitas Airlangga, Junaidi Khotib, juga menegaskan membebaskan para alumninya terlibat politik praktis, tapi dengan tidak membawa nama lembaga pendidikan.
Memiliki total 128 ribu orang alumni yang terbagi di 15 fakultas, lanjut dia, menjadi kekuatan bagi Unair untuk memacu potensi dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, termasuk memenuhi kebutuhan pengembangan masyarakat serta kebutuhan bangsa Indonesia.
"Alumni Unair harus punya kontribusi positif di manapun berada. Bagi mereka yang berjuang lewat politik pasti kami dorong dan dukung agar sukses, begitu juga mereka yang mengembangkan wirasuha. Tapi sekali lagi, atas nama perguruan tinggi tak terlibat di politik praktis," katanya.
Baca juga: "Jejak Langkah Ksatria Airlangga" wadah kenalkan Unair
"Ini adalah lembaga pendidikan dan ilmiah maka alumninya jangan membawa nama instansi jika terlibat ke politik," ujarnya ditemui usai pelantikan pengurus IKA Unair Komisariat Pascasarjana masa bakti 2018-2022 di Surabaya, Sabtu.
Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tersebut menyebut Unair adalah lembaga pendidikan dan ilmiah yang telah melarang keterlibatan secara langsung ke politik praktis.
Menurut dia, banyak cara yang dilakukan para alumni untuk berkontribusi di dunia politik, namun tidak harus membawa nama almamater.
"IKA Unair memiliki sumber daya manusia berkualitas dan tidak melihat dari mana asalnya, sukunya bahkan partainya. Silakan berkontribusi di dunia politik, tapi tidak dengan membawa nama lembaga perguruan tinggi," ucapnya.
Sementara itu, pada kesempatan tersebut Asman Abnur bersama pengurus lainnya dilantik sebagai pengurus IKA Unair Komisariat Pascasarjana, dan berharap mampu bermanfaat untuk publik yang tak hanya di Jatim, tapi juga nasional.
Alumni, kata dia, merupakan salah satu penopang kemajuan universitas sehingga akses dan kemampuannya menjadi modal berharga memajukan institusi dan almamater yang pernah memberikannya ilmu.
"Meski berat, tapi saya terima tantangan ini. Semoga Unair tak hanya termasuk di 700 besar universitas terbaik di dunia, tapi 100 besar, dan itu bukan tidak mungkin," kata politikus dari Partai Amanat Nasional (PAN);
Di tempat sama, Wakil Rektor IV Universitas Airlangga, Junaidi Khotib, juga menegaskan membebaskan para alumninya terlibat politik praktis, tapi dengan tidak membawa nama lembaga pendidikan.
Memiliki total 128 ribu orang alumni yang terbagi di 15 fakultas, lanjut dia, menjadi kekuatan bagi Unair untuk memacu potensi dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, termasuk memenuhi kebutuhan pengembangan masyarakat serta kebutuhan bangsa Indonesia.
"Alumni Unair harus punya kontribusi positif di manapun berada. Bagi mereka yang berjuang lewat politik pasti kami dorong dan dukung agar sukses, begitu juga mereka yang mengembangkan wirasuha. Tapi sekali lagi, atas nama perguruan tinggi tak terlibat di politik praktis," katanya.
Baca juga: "Jejak Langkah Ksatria Airlangga" wadah kenalkan Unair
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018