mendukung salah satu paslon secara implisit
Jakarta (ANTARA) - Ratusan mahasiswa dari berbagai kampus melakukan aksi untuk menolak kecurangan pemilihan umum (pemilu) dan sejumlah isu lainnya di Jakarta, Rabu.
Demonstrasi tersebut berawal dari Tugu Reformasi Universitas Trisakti, Jakarta Barat dan bergerak menuju Harmoni, Jakarta Pusat.
"Kita bergerak menuju Harmoni dengan berjalan kaki," kata Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti, Lamdahur Pamungkas di Tugu Reformasi depan Universitas Trisakti, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Dalam pamflet yang tersebar, terdapat sejumlah isu yang disuarakan dalam aksi tersebut, yakni soal kecurangan pemilu, korupsi, kolusi dan nepotisme, agraria, monopoli sumber daya alam, lingkungan, biaya pendidikan dan kesehatan yang mahal, kebebasan sipil, keadilan ekonomi dan gender, kekerasan aparat dan produk hukum bermasalah.
Baca juga: Masyarakat bisa lapor ke JagaPemilu.com jika temukan dugaan kecurangan
Lamdahur mengatakan bahwa aksi tersebut diikuti oleh mahasiswa dari beberapa kampus, di antaranya dari Universitas Trisakti, Universitas Trilogi, Universitas Bung Karno, Universitas Gajah Mada dan elemen masyarakat lainnya.
"Untuk secara kampus banyak dari teman-teman Jakarta. Mungkin salah satunya Trisakti, teman-teman Trilogi, teman-teman UPM, teman-teman UNJ, juga bakal ada teman-teman dari UGM, UBK ada banyak NGO juga," kata Lamdahur.
Demonstrasi tersebut berisi empat tuntutan yang intinya usulan memakzulkan Presiden Joko Widodo.
Menurut Lamhadur, tuntutan pemakzulan itu salah satunya karena Presiden Jokowi dinilai mengintervensi proses politik pemilihan calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024.
Baca juga: Pengamat minta semua pihak antisipasi potensi kecurangan pada pemilu
"Ia (Presiden Joko Widodo) mengintervensi politik dengan mendukung salah satu paslon secara implisit. Ini merugikan masyarakat banyak, salah satunya, banyak harga bahan pokok yang naik dan juga pencorengan konstitusi. Trisakti sendiri kecewa," kata Lamhadur.
Lamhadur mengatakan bahwa massa aksi tersebut berjumlah sekitar 700 orang.
"Total 700 orang, 700 peserta," kata Lamhadur.
Adapun aksi tersebut itu sempat menimbulkan kemacetan di Jalan Letjen S. Parman, namun berangsur kembali lancar seiring dengan meluasnya aksi ke kawasan Jakarta Pusat.
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024