Jakarta (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Universitas Pertamina Jakarta, Rusdi J Abbas, mengapresiasi himbauan Presiden Joko Widodo untuk melupakan persaingan dan kembali bersatu membangun bangsa pascaputusan Mahkamah Konstitusi terkait perselisihan hasil pemilihan presiden dan wakil presiden (sengketa Pilpres) 2019.
“Ajakan Joko Widodo sebagai presiden dan juga pemenang pilpres 2019 sudah tepat adanya. Sejatinya dalam pertarungan tersebut harus tetap memenangkan rakyat Indonesia, karena siapapun presiden dan wakil presiden yang terpilih akan terus bekerja untuk seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali,” kata Abbas, di Jakarta, Selasa.
Apalagi, kata dosen jurusan Hubungan Internasional di Universitas Pertamina ini, ajakan Jokowi kepada Prabowo Subianto yang pesaingnya dalam Pilpres 2014 dan 2019 untuk membangun kembali bangsa ini sangat tepat dan itu yang semestinya dilakukan sebagai anak bangsa.
"Apalagi bila dilihat dari posisi politik Prabowo dan Gerindra sebagai parpol dengan perolehan suara terbanyak kedua pileg kemarin,” kata Abbas yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Rais I Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Turki pada periode 2014-2016 ini.
Juga baca: Rektor Unsyiah ajak masyarakat bersama-sama bangun bangsa
Juga baca: Rektor: Presiden terpilih tingkatkan pengembangan teknologi
Juga baca: Pengamat harapkan presiden terpilih susun kabinet secara cermat
Senada dengan itu, Mohammad Ichlas El-Qudsi, seorang dosen di Universitas Pertamina dan mantan anggota DPR RI periode 2009-2014, juga menuturkan hal yang serupa, walaupun itu dinilai normatif.
"Ya ajakan untuk bersatu itu sifatnya normatif. Setiap pemilihan pemimpin usai, hal-hal seperti itu kan pasti akan ditawarkan," kata El-Qudsi.
Namun dia menyayangkan hingga saat ini, antara Jokowi dengan Prabowo belum juga bertemu secara langsung sebagai bentuk upaya rekonsiliasi paska pilpres terjadi.
“Ajakan Joko Widodo sebagai presiden dan juga pemenang pilpres 2019 sudah tepat adanya. Sejatinya dalam pertarungan tersebut harus tetap memenangkan rakyat Indonesia, karena siapapun presiden dan wakil presiden yang terpilih akan terus bekerja untuk seluruh rakyat Indonesia tanpa terkecuali,” kata Abbas, di Jakarta, Selasa.
Apalagi, kata dosen jurusan Hubungan Internasional di Universitas Pertamina ini, ajakan Jokowi kepada Prabowo Subianto yang pesaingnya dalam Pilpres 2014 dan 2019 untuk membangun kembali bangsa ini sangat tepat dan itu yang semestinya dilakukan sebagai anak bangsa.
"Apalagi bila dilihat dari posisi politik Prabowo dan Gerindra sebagai parpol dengan perolehan suara terbanyak kedua pileg kemarin,” kata Abbas yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Rais I Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Turki pada periode 2014-2016 ini.
Juga baca: Rektor Unsyiah ajak masyarakat bersama-sama bangun bangsa
Juga baca: Rektor: Presiden terpilih tingkatkan pengembangan teknologi
Juga baca: Pengamat harapkan presiden terpilih susun kabinet secara cermat
Senada dengan itu, Mohammad Ichlas El-Qudsi, seorang dosen di Universitas Pertamina dan mantan anggota DPR RI periode 2009-2014, juga menuturkan hal yang serupa, walaupun itu dinilai normatif.
"Ya ajakan untuk bersatu itu sifatnya normatif. Setiap pemilihan pemimpin usai, hal-hal seperti itu kan pasti akan ditawarkan," kata El-Qudsi.
Namun dia menyayangkan hingga saat ini, antara Jokowi dengan Prabowo belum juga bertemu secara langsung sebagai bentuk upaya rekonsiliasi paska pilpres terjadi.
Pewarta: Joko Susilo dan Yundira Putri
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019