Mardani mengatakan, beroposisi bisa dilakukan di parlemen dalam mengontrol kebijakan pemerintah dan itu lebih baik dalam mewujudkan kedewasaan berpolitik bangsa Indonesia.Jakarta (ANTARA) - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera menilai posisi partainya menjadi oposisi yang kritis dan konstruktif merupakan pilihan paling rasional saat kondisi sekarang, dalam upaya mengontrol setiap kebijakan pemerintah.
"Kita harus mengakui kemenangan Jokowi-Ma'ruf dan pada saat yang sama kita sama-sama mencintai negeri, tetapi tidak dengan bersama dalam koalisi, tapi itu menjadi oposisi yang kritis dan konstruktif," kata Mardani, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.
Dia menilai oposisi terbaik sebenarnya bukan dengan partai politik, namun dengan rakyat, sehingga siapa pun yang membela kepentingan rakyat, sekecil apa pun maka akan menjadi besar.
Mardani mengatakan, beroposisi bisa dilakukan di parlemen dalam mengontrol kebijakan pemerintah dan itu lebih baik dalam mewujudkan kedewasaan berpolitik bangsa Indonesia.
"Ketika oposisi kuat maka yang diuntungkan adalah publik karena ada 'check and balance system', tapi kalau semua pindah dan hanya sedikit yang jadi oposisi maka yang dirugikan bukan PKS namun masyarakat," ujarnya pula.
Baca juga: PKS tegaskan tetap konsisten sebagai oposisi
Dia pun mengajak parpol yang sebelumnya bergabung dalam Koalisi Indonesia Adil Makmur untuk melanjutkan kebersamaan menjadi oposisi konstruktif.
Menurut dia, kebersamaan PKS, Gerindra, PAN, Demokrat, dan Partai Berkarya selama 10 bulan masa kampanye Pilpres 2019, sudah terbangun "chemistry" yang kuat, sehingga lebih baik dilanjutkan.
"Masing-masing partai punya kebebasan, namun kami bicara di ruang publik, ayo semua rekan-rekan koalisi 02 sudah bubar, kita bertransformasi menjadi kaukus. Kita bersama membangun negeri, walaupun menjadi oposisi namun itu pekerjaan yang mulia," katanya lagi.
Namun Mardani menegaskan sikap politik resmi PKS akan diputuskan dalam Musyawarah Majelis Syuro PKS.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019