Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Fixpoll Indonesia, Anas RA, menilai Nahdlatul Ulama (NU) dan PKB menjadi salah satu faktor penentu kemenangan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01, Jokowi-KH Ma'ruf Amin, di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019.
"Ada faktor NU dengan PKB yang menyebabkan pasangan Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin berhasil memenangkan Pilpres 2019 mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno," kata dia, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat.
Ia menilai apabila tidak ada faktor NU yang memberikan dukungan, maka belum bisa dipastikan paslon nomor urut 01 itu memenangkan kontestasi Pilpres 2019 dengan selisih 16 juta suara dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Menurut dia, ada empat faktor NU yang mampu memenangkan Jokowi-KH Ma'ruf Amin, pertama, ada faktor infrastruktur jamaah NU yang luas dari desa hingga ke kota.
"Dan mesin NU itu berjalan seirama bersama PKB sebagai partai pendukung. Kedua, tradisi sami’na wa atha’na warga NU yang kuat, ini tidak bisa dibantah setelah melihat ke arus bawah," ujarnya.
Faktor ketiga menurut dia, KH Ma'ruf Amin tokoh representatif NU yang diterima seluruh kalangan NU dan ketokohan Ma’ruf Amin sangat kuat mengakar di seluruh Indonesia.
Anas mengatakan faktor keempat adalah magnet kombinasi figur nasionalis dan religius yang melekat dari kedua tokoh yaitu Jokowi-KH Ma'ruf Amin, yang tidak bisa dibendung.
Ia menjelaskan, di kubu Jokowi digambarkan sebagai gerbong yang didominan partai nasionalis dan diterpa isu PKI sangat kuat.
"Selama masa kampanye, di saat bersamaan kubu 02 membangun politik identitas keumatan yaitu semangat 212. Hadirnya jamaah NU dan PKB mampu menyeimbangkan pergerakan politik kubu 01," katanya.
"Ada faktor NU dengan PKB yang menyebabkan pasangan Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin berhasil memenangkan Pilpres 2019 mengalahkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno," kata dia, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat.
Ia menilai apabila tidak ada faktor NU yang memberikan dukungan, maka belum bisa dipastikan paslon nomor urut 01 itu memenangkan kontestasi Pilpres 2019 dengan selisih 16 juta suara dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Menurut dia, ada empat faktor NU yang mampu memenangkan Jokowi-KH Ma'ruf Amin, pertama, ada faktor infrastruktur jamaah NU yang luas dari desa hingga ke kota.
"Dan mesin NU itu berjalan seirama bersama PKB sebagai partai pendukung. Kedua, tradisi sami’na wa atha’na warga NU yang kuat, ini tidak bisa dibantah setelah melihat ke arus bawah," ujarnya.
Faktor ketiga menurut dia, KH Ma'ruf Amin tokoh representatif NU yang diterima seluruh kalangan NU dan ketokohan Ma’ruf Amin sangat kuat mengakar di seluruh Indonesia.
Anas mengatakan faktor keempat adalah magnet kombinasi figur nasionalis dan religius yang melekat dari kedua tokoh yaitu Jokowi-KH Ma'ruf Amin, yang tidak bisa dibendung.
Ia menjelaskan, di kubu Jokowi digambarkan sebagai gerbong yang didominan partai nasionalis dan diterpa isu PKI sangat kuat.
"Selama masa kampanye, di saat bersamaan kubu 02 membangun politik identitas keumatan yaitu semangat 212. Hadirnya jamaah NU dan PKB mampu menyeimbangkan pergerakan politik kubu 01," katanya.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019