Jakarta (ANTARA) - Sisa gas air mata yang digunakan menghalau massa dalam kericuhan Aksi 22 Mei mengganggu pengguna jalan, khususnya pengendara sepeda motor yang melintasi Jalan Kemanggisan Raya di Slipi, Jakarta Barat, Kamis.
Setiap pengendara sepeda motor dan pejalan kaki yang melintasi Jalan Kemanggisan Raya, tepatnya di sisi barat Mall Slipi Jaya, menyeka mata mereka yang perih dan sebagian di antaranya hingga batuk karena dampak dari gas air mata itu.
Sejumlah pengemudi ojek daring berinisiatif memberikan pasta gigi pada bagian bawah mata setiap orang yang akan melintas untuk mengurangi dampak dari gas air mata itu.
Seorang pengemudi ojek daring, Muhammad Nasir mengatakan, inisiatifnya memberikan pasta gigi karena rasa solidaritasnya terhadap para warga yang terdampak dari gas air mata sisa kericuhan pada Rabu (22/5).
"Kasihan mereka yang tidak ikut-ikutan kericuhan aksi malah kena dampaknya," kata Nasir.
Seorang pengendara sepeda motor yang terdampak gas air mata, Wantoni mengatakan, matanya langsung perih sejak menuruni jembatan layang Slipi dari Jalan Brigjen Katamso menuju Jalan Kemanggisan Raya.
"Apalagi waktu angin kencang, pedihnya lebih terasa dan perih sampai tenggorokan," kata Wantoni.
Seorang penduduk lokal di Jalan Kemanggisan Raya Slipi, Zaelani menyayangkan kericuhan Aksi 22 Mei pada Rabu lalu melebar hingga kawasan tempat tinggalnya.
"Banyak warga yang tidak ikut aksi tersebut tapi ikut merasakan dampaknya," kata dia.
Zaelani berharap kericuhan tidak terjadi lagi dan suasana dapat kembali normal.
Setiap pengendara sepeda motor dan pejalan kaki yang melintasi Jalan Kemanggisan Raya, tepatnya di sisi barat Mall Slipi Jaya, menyeka mata mereka yang perih dan sebagian di antaranya hingga batuk karena dampak dari gas air mata itu.
Sejumlah pengemudi ojek daring berinisiatif memberikan pasta gigi pada bagian bawah mata setiap orang yang akan melintas untuk mengurangi dampak dari gas air mata itu.
Seorang pengemudi ojek daring, Muhammad Nasir mengatakan, inisiatifnya memberikan pasta gigi karena rasa solidaritasnya terhadap para warga yang terdampak dari gas air mata sisa kericuhan pada Rabu (22/5).
"Kasihan mereka yang tidak ikut-ikutan kericuhan aksi malah kena dampaknya," kata Nasir.
Seorang pengendara sepeda motor yang terdampak gas air mata, Wantoni mengatakan, matanya langsung perih sejak menuruni jembatan layang Slipi dari Jalan Brigjen Katamso menuju Jalan Kemanggisan Raya.
"Apalagi waktu angin kencang, pedihnya lebih terasa dan perih sampai tenggorokan," kata Wantoni.
Seorang penduduk lokal di Jalan Kemanggisan Raya Slipi, Zaelani menyayangkan kericuhan Aksi 22 Mei pada Rabu lalu melebar hingga kawasan tempat tinggalnya.
"Banyak warga yang tidak ikut aksi tersebut tapi ikut merasakan dampaknya," kata dia.
Zaelani berharap kericuhan tidak terjadi lagi dan suasana dapat kembali normal.
Pewarta: Sri Muryono dan Aditya Pradana Putra
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019