Jakarta (ANTARA) - Titiek Soeharto menanggapi penetapan hasil suara pemilihan presiden 2019 yang telah diumumkan oleh KPU RI pada Selasa dini hari.
“Kenapa mengumumkan di pagi buta kalau tidak ada maksud yang tidak jelas,” kata Titiek saat ditemui di depan Gedung Bawaslu RI, Selasa petang.
Ia mengatakan bahwa seharusnya pihak KPU mengumumkan hasil penetapan secara resmi tersebut pada siang hari karena dinilai lebih logis.
“Seharusnya diumumkan di siang hari karena banyak masyarakat yang sadar atau tidak tidur kan jadi mereka tahu,” katanya.
Menurut Titiek, adanya aksi damai di depan Gedung Bawaslu RI yang diikuti oleh ratusan orang merupakan suatu bentuk penyampaian pendapat terhadap hasil pemilu.
“Ini wujud kita tidak terima. Karena itu, kita adakan aksi damai ini,” katanya.
Di sisi lain, Titiek juga menyayangkan sikap aparat keamanan yang dianggap terlalu berlebihan dalam melakukan penjagaan aksi massa.
“Massa disambut oleh Kepolisian seperti ini. Seharusnya mereka (polisi) malu karena yang mereka hadapi emak-emak, kayak mau perang,” ujarnya.
“Kenapa mengumumkan di pagi buta kalau tidak ada maksud yang tidak jelas,” kata Titiek saat ditemui di depan Gedung Bawaslu RI, Selasa petang.
Ia mengatakan bahwa seharusnya pihak KPU mengumumkan hasil penetapan secara resmi tersebut pada siang hari karena dinilai lebih logis.
“Seharusnya diumumkan di siang hari karena banyak masyarakat yang sadar atau tidak tidur kan jadi mereka tahu,” katanya.
Menurut Titiek, adanya aksi damai di depan Gedung Bawaslu RI yang diikuti oleh ratusan orang merupakan suatu bentuk penyampaian pendapat terhadap hasil pemilu.
“Ini wujud kita tidak terima. Karena itu, kita adakan aksi damai ini,” katanya.
Di sisi lain, Titiek juga menyayangkan sikap aparat keamanan yang dianggap terlalu berlebihan dalam melakukan penjagaan aksi massa.
“Massa disambut oleh Kepolisian seperti ini. Seharusnya mereka (polisi) malu karena yang mereka hadapi emak-emak, kayak mau perang,” ujarnya.
Pewarta: Sri Muryono dan Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019