Wabup dan tokoh agama Jember serukan kedamaian tolak "people power"

Delapan parpol penuhi ambang batas parlemen, PDIP suara terbanyak
Wabup Jember A. Muqit Arief (tengah) bersama beberapa tokoh agama di Jember saat acara buka puasa bersama di Mapolres Jember (Foto Humas Pemkab Jember)
Saya imbau warga Jember agar tetap menjaga kerukunan dan tidak terpengaruh dengan isu people power karena kami bersama tokoh agama, tokoh masyarakat, dan partai politik semuanya sepakat untuk menjaga suasana tetap kondusif."
Jember (ANTARA) - Wakil Bupati Jember A. Muqit Arief dan beberapa tokoh agama di Kabupaten Jember, Jawa Timur menyerukan kedamaian dan persatuan dengan menolak ajakan gerakan rakyat atau "people power" yang memprotes dugaan kecurangan dalam Pemilu 2019.

"Wacana people power dalam konteks pemilu sangat tidak tepat dan apabila terjadi gerakan rakyat, itu berarti melanggar hukum karena Indonesia adalah negara hukum," kata A. Muqit Arief di Jember, Kamis.

Ia juga mengajak masyarakat Jember untuk mewujudkan kecintaannya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sehingga siapapun yang mengajak masyarakat untuk melakukan sesuatu yang mendistorsi bangsa dan negara, maka diimbau masyarakat tidak terpengaruh ajakan itu.

"Kalau mengaku cinta NKRI tidak perlu ada people power dan kalau masih mengikuti gerakan rakyat yang dinilai tidak tepat itu berarti tidak cinta NKRI," tuturnya.

Menurutnya people power tidak tepat dilakukan saat ini dan tidak semua rakyat Indonesia menghendaki gerakan tersebut yang dinilai melanggar, sehingga adanya perbedaan di masyarakat memerlukan langkah arif dan bijaksana dan jangan sekali-kali membantu hal-hal yang dapat merusak tatanan kehidupan berbangsa.

"Saya imbau warga Jember agar tetap menjaga kerukunan dan tidak terpengaruh dengan isu people power karena kami bersama tokoh agama, tokoh masyarakat, dan partai politik semuanya sepakat untuk menjaga suasana tetap kondusif," katanya.

Hal senada juga disampaikan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember Abdullah Syamsul Arifin yang mengatakan people power tidak perlu dilakukan karena bisa memecah belah bangsa persatuan bangsa dan selama ini proses demokrasi di Indonesia berjalan cukup baik.

"Semua pihak harus menghargai dan mengapresiasi jerih payah penyelenggara pemilu untuk menerima hasil pemilu, selama tidak ada hal-hal dilanggar. Kalau ada kecurangan yang ditengarai, maka silakan disalurkan melalui jalur konstitusional seperti di MK," katanya.

Tokoh ulama Jember lainnya Umar Khotib juga berharap warga negara yang baik terutama yang muslim untuk menjaga persatuan dan kesatuan dengan menempatkan kerukunan dan menghindari ajakan people power, namun "power of love" yang diperbolehkan.

Tokoh agama lainnya Habib Husein juga meminta kepada masyarakat Jember agar tidak ikut serta dalam aksi people power yang dapat memicu kericuhan dan kekacauan, apalagi saat ini momentum bulan Ramadhan 1440 Hijriah yang penuh berkah.
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Bawaslu Papua kaji pelanggaran di lima kabupaten Sebelumnya

Bawaslu Papua kaji pelanggaran di lima kabupaten

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS Selanjutnya

Logistik Pilkada untuk Kabupaten Tangerang mulai didistribusikan ke TPS