Yogyakarta (ANTARA) - Universitas Gadjah Mada sedang menyiapkan kajian mengenai penyebab meninggal dan sakitnya ratusan petugas penyelenggara Pemilu 2019 saat menjalankan tugas di lapangan.
"Kajian bertujuan melihat secara komprehensif apa saja faktor penyebabnya," kata Koordinator Kelompok Kerja Kajian Pemilu UGM, Abdul Ghaffar Karim saat konferensi pers tentang "Tanggapan UGM terhadap Kejadian Sakit dan Meninggalnya Petugas dalam Pemilu 2019" di Kampus Fisipol UGM, Yogyakarta, Kamis.
Menurut Abdul Ghaffar, riset untuk menelisik penyebab kematian para petugas pemilu akan dilakukan selama beberapa pekan ke depan dan belum bisa dipastikan sampai kapan kajian akan rampung.
Meninggalnya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang hingga saat ini mencapai 450 orang itu, kata Ghaffar, harus dilihat dari berbagai sudut keilmuan.
Ia menilai hingga saat ini ada sejumlah dugaan muncul mengenai penyebab kasus itu. Ada yang menduga bahwa kasus itu disengaja untuk mengacaukan pemilu, dan di sisi lain ada yang berpendapat bahwa para petugas jatuh sakit dan kemudian meninggal karena depresi akibat tudingan melakukan kecurangan.
"Dugaan awal (penyebab kematian) tekanan dari elite politik, tapi kami akan pastikan hasil kajian lapangan lebih dulu," kata dia.
Dekan Fisipol UGM Erwan Agus Purwanto mengatakan anggota tim kajian akan segera berkumpul untuk membahas teknis di lapangan. Mereka berasal dari Fisipol, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK), dan Fakultas Psikologi UGM.
Menurut Erwan, setiap fakultas akan mengirimkan dua orang anggota dan mereka juga akan bekerja sama dengan 10 kampus di Indonesia yang memiliki kajian tentang pemilu seperti Universitas Lampung, Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, dan Universitas Cendrawasih. "Pekan ini tim akan mulai bekerja," kata dia.
"Kajian bertujuan melihat secara komprehensif apa saja faktor penyebabnya," kata Koordinator Kelompok Kerja Kajian Pemilu UGM, Abdul Ghaffar Karim saat konferensi pers tentang "Tanggapan UGM terhadap Kejadian Sakit dan Meninggalnya Petugas dalam Pemilu 2019" di Kampus Fisipol UGM, Yogyakarta, Kamis.
Menurut Abdul Ghaffar, riset untuk menelisik penyebab kematian para petugas pemilu akan dilakukan selama beberapa pekan ke depan dan belum bisa dipastikan sampai kapan kajian akan rampung.
Meninggalnya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang hingga saat ini mencapai 450 orang itu, kata Ghaffar, harus dilihat dari berbagai sudut keilmuan.
Ia menilai hingga saat ini ada sejumlah dugaan muncul mengenai penyebab kasus itu. Ada yang menduga bahwa kasus itu disengaja untuk mengacaukan pemilu, dan di sisi lain ada yang berpendapat bahwa para petugas jatuh sakit dan kemudian meninggal karena depresi akibat tudingan melakukan kecurangan.
"Dugaan awal (penyebab kematian) tekanan dari elite politik, tapi kami akan pastikan hasil kajian lapangan lebih dulu," kata dia.
Dekan Fisipol UGM Erwan Agus Purwanto mengatakan anggota tim kajian akan segera berkumpul untuk membahas teknis di lapangan. Mereka berasal dari Fisipol, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK), dan Fakultas Psikologi UGM.
Menurut Erwan, setiap fakultas akan mengirimkan dua orang anggota dan mereka juga akan bekerja sama dengan 10 kampus di Indonesia yang memiliki kajian tentang pemilu seperti Universitas Lampung, Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, dan Universitas Cendrawasih. "Pekan ini tim akan mulai bekerja," kata dia.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019