Jakarta (ANTARA) - Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak kejar tayang dan memperhatikan keselamatan para petugas yang membantu berjalannya proses penghitungan suara Pemilu 2019.
"Jangan kejar tayang karena kalau misalnya di kejar tayang akhirnya korban terus berjatuhan. Ini sangat sangat bertentangan dengan nilai-nilai hak asasi manusia," kata Sandiaga, di Masjid At-Taqwa, Jakarta Selatan, Minggu.
Pernyataan Sandiaga itu terkait meninggalnya ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) akibat kelelahan bekerja karena mengejar waktu untuk perhitungan suara.
"Kalau orang disuruh kerja dari jam 8 sampai jam 12 malam, jam 9 sampai jam 12 malam, kelelahan kan hanya untuk mementingkan tenggat waktu atau deadline ini sangat tidak manusiawi menurut saya," tuturnya dalam siaran persnya.
Ketika ditanyakan, apakah Sandiaga sepakat bahwa perhitungan suara ini harus dihentikan sementara mengingat banyaknya jatuh korban?
"Saya harus koordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia yang sudah menyampaikan kekhawatirannya. Ini proses yang saya harus ada betul-betul penelahaan secara medis. Kenapa terjadinya korban yang yang terus-menerus berjatuhan seperti ini," ujarnya.
Hingga saat ini, KPU mencatat jumlah petugas KPPS yang meninggal dunia sebanyak 272 orang. Sedangkan 1.878 orang lainnya jatuh sakit. Berdasarkan data tersebut, total petugas KPPS yang meninggal dunia dan sakit berjumlah 2.150 orang. Data ini diambil Sabtu, 27 April 2019 per pukul 18.00 WIB.
"Jangan kejar tayang karena kalau misalnya di kejar tayang akhirnya korban terus berjatuhan. Ini sangat sangat bertentangan dengan nilai-nilai hak asasi manusia," kata Sandiaga, di Masjid At-Taqwa, Jakarta Selatan, Minggu.
Pernyataan Sandiaga itu terkait meninggalnya ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) akibat kelelahan bekerja karena mengejar waktu untuk perhitungan suara.
"Kalau orang disuruh kerja dari jam 8 sampai jam 12 malam, jam 9 sampai jam 12 malam, kelelahan kan hanya untuk mementingkan tenggat waktu atau deadline ini sangat tidak manusiawi menurut saya," tuturnya dalam siaran persnya.
Ketika ditanyakan, apakah Sandiaga sepakat bahwa perhitungan suara ini harus dihentikan sementara mengingat banyaknya jatuh korban?
"Saya harus koordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia yang sudah menyampaikan kekhawatirannya. Ini proses yang saya harus ada betul-betul penelahaan secara medis. Kenapa terjadinya korban yang yang terus-menerus berjatuhan seperti ini," ujarnya.
Hingga saat ini, KPU mencatat jumlah petugas KPPS yang meninggal dunia sebanyak 272 orang. Sedangkan 1.878 orang lainnya jatuh sakit. Berdasarkan data tersebut, total petugas KPPS yang meninggal dunia dan sakit berjumlah 2.150 orang. Data ini diambil Sabtu, 27 April 2019 per pukul 18.00 WIB.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019