Jakarta (ANTARA) - Anggota MPR RI H. Fadholi mengajak masyarakat Desa Wonoyoso khususnya dan Kecamatan Pringapus untuk bersama-sama menghilangkan gesekan-gesekan akibat perbedaan pilihan pada Pemilu 2019.
"Gesekan itu seperti yang disebabkan persaingan dalam pemilihan kepala desa beberapa waktu lalu, maupun akibat beda pilihan dalam Pemilu serentak pada 17 April 2019," kata Fadholi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu.
Hal itu dikatakannya dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR dengan metode Seni Budaya Tradisional Wayang Kulit, di Dusun Krajan, Desa Wonoyoso, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (26/4) malam.
Kegiatan diselenggarakan oleh MPR bekerja sama dengan Pemerintah Desa Wonoyoso, dan pementasan wayang itu adalah yang ketiga kalinya dalam masa tiga bulan Amir Burhanudin menjabat kepala desa Wonoyoso.
Fadholi mengatakan perbedaan pilihan adalah hal biasa dalam berdemokrasi sehingga dirinya mengajak warga masyarakat yang bermukim di desa berjuluk "Desa Pinggir Alas" itu untuk duduk bersama, dan mari merajut kembali persatuan dan kesatuan dengan tujuan untuk kemajuan bersama.
Kepala Biro Humas Setjen MPR Siti Fauziah dalam sambutannya menjelaskan MPR memang diberi amanat oleh undang-undang untuk melaksanakan sosialisasi Empat Pilar ke seluruh elemen masyarakat.
Dia mengatakan, dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi itu, MPR menggunakan berbagai cara, salah satunya melalui program seni budaya wayang kulit, seperti malam ini.
"MPR memilih seni budaya sebagai salah satu merode sosialisasi Empat Pilar bukan tanpa alasan, karena seni budaya tradisional sangat digemari masyarakat. Karena seni budaya sangat digemari maka kita angkat," ujarnya.
Hadir dalam acara tersebut antara lain Kepala Bagian Pemberitaan, Hubungan Antar Lembaga, dan Layanan Informasi Humas MPR Muhamad Jaya beserta jajarannya serta Camat Pringapus Eko Febriantoro dan Kepala Desa Wonoyoso Amir Burhanudin.
"Gesekan itu seperti yang disebabkan persaingan dalam pemilihan kepala desa beberapa waktu lalu, maupun akibat beda pilihan dalam Pemilu serentak pada 17 April 2019," kata Fadholi dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu.
Hal itu dikatakannya dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR dengan metode Seni Budaya Tradisional Wayang Kulit, di Dusun Krajan, Desa Wonoyoso, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Jumat (26/4) malam.
Kegiatan diselenggarakan oleh MPR bekerja sama dengan Pemerintah Desa Wonoyoso, dan pementasan wayang itu adalah yang ketiga kalinya dalam masa tiga bulan Amir Burhanudin menjabat kepala desa Wonoyoso.
Fadholi mengatakan perbedaan pilihan adalah hal biasa dalam berdemokrasi sehingga dirinya mengajak warga masyarakat yang bermukim di desa berjuluk "Desa Pinggir Alas" itu untuk duduk bersama, dan mari merajut kembali persatuan dan kesatuan dengan tujuan untuk kemajuan bersama.
Kepala Biro Humas Setjen MPR Siti Fauziah dalam sambutannya menjelaskan MPR memang diberi amanat oleh undang-undang untuk melaksanakan sosialisasi Empat Pilar ke seluruh elemen masyarakat.
Dia mengatakan, dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi itu, MPR menggunakan berbagai cara, salah satunya melalui program seni budaya wayang kulit, seperti malam ini.
"MPR memilih seni budaya sebagai salah satu merode sosialisasi Empat Pilar bukan tanpa alasan, karena seni budaya tradisional sangat digemari masyarakat. Karena seni budaya sangat digemari maka kita angkat," ujarnya.
Hadir dalam acara tersebut antara lain Kepala Bagian Pemberitaan, Hubungan Antar Lembaga, dan Layanan Informasi Humas MPR Muhamad Jaya beserta jajarannya serta Camat Pringapus Eko Febriantoro dan Kepala Desa Wonoyoso Amir Burhanudin.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019