Ngawi (ANTARA) - Sebanyak 23 petugas penyelenggara dan pengamanan Pemilu 2019 di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, sakit dan bahkan seorang di antaranya meninggal dunia diduga akibat kelelahan.
Ketua KPU Kabupaten Ngawi Syamsul Wathoni, Jumat, mengatakan sampai saat ini terdata ada 23 petugas penyelenggara Pemilu 2019 dan linmas di Kabupaten Ngawi yang mengalami sakit. Dari jumlah tersebut ada satu anggota linmas yang meninggal dunia.
Petugas linmas yang meninggal bernama Somo Dikin (70) yang bertugas di Sekretariat PPS Desa Purwosari, Kecamatan Kwadungan, Ngawi.
"Yang bersangkutan meninggal pada tanggal 17 April lalu. Selain itu, ada dua petugas KPPS yang mengalami keguguran saat menjalankan tugas," ujar Syamsul Wathoni di Ngawi.
Menurut dia, petugas penyelenggara pemilu yang sakit tersebut karena kelelahan saat bertugas dan terlalu letih setelah seharian bekerja saat pemungutan suara. Sebagian petugas merasa kecapaian karena kurang tidur, kemudian sakit.
Karena kondisinya yang makin parah, kata dia, mereka baru dibawa ke rumah sakit atau puskesmas oleh keluarganya.
Hingga saat ini, lanjut dia, masih ada lima orang yang dilaporkan masih dirawat di rumah sakit.
Atas musibah yang menimpa para penyelengara Pemilu 2019 itu, pihaknya telah mendata dan melaporkan hal tersebut ke KPU RI dan pemerintah daerah.
Syamsul Wathoni mengatakan bahwa KPU beserta jajarannya sampai di tingkat PPK saat ini masih menggalang donasi yang nantinya diberikan kepada para petugas yang mengalami musibah itu.
Ia mengakui bahwa beban penyelenggara Pemilu 2019 lebih berat daripada Pemilu 2014. Pada pemilu sebelumnya, dilaksanakan terpisah, yakni pada tanggal 9 April dan 9 Juli 2014.
Pemilu kali ini digelar serentak, petugas penyelenggara pemilu harus bekerja lebih keras. Selain itu, kata Syamsul Wathoni, padatnya jadwal membuat kondisi fisik dan mental terkuras hingga banyak petugas yang drop dan sakit.
Ketua KPU Kabupaten Ngawi Syamsul Wathoni, Jumat, mengatakan sampai saat ini terdata ada 23 petugas penyelenggara Pemilu 2019 dan linmas di Kabupaten Ngawi yang mengalami sakit. Dari jumlah tersebut ada satu anggota linmas yang meninggal dunia.
Petugas linmas yang meninggal bernama Somo Dikin (70) yang bertugas di Sekretariat PPS Desa Purwosari, Kecamatan Kwadungan, Ngawi.
"Yang bersangkutan meninggal pada tanggal 17 April lalu. Selain itu, ada dua petugas KPPS yang mengalami keguguran saat menjalankan tugas," ujar Syamsul Wathoni di Ngawi.
Menurut dia, petugas penyelenggara pemilu yang sakit tersebut karena kelelahan saat bertugas dan terlalu letih setelah seharian bekerja saat pemungutan suara. Sebagian petugas merasa kecapaian karena kurang tidur, kemudian sakit.
Karena kondisinya yang makin parah, kata dia, mereka baru dibawa ke rumah sakit atau puskesmas oleh keluarganya.
Hingga saat ini, lanjut dia, masih ada lima orang yang dilaporkan masih dirawat di rumah sakit.
Atas musibah yang menimpa para penyelengara Pemilu 2019 itu, pihaknya telah mendata dan melaporkan hal tersebut ke KPU RI dan pemerintah daerah.
Syamsul Wathoni mengatakan bahwa KPU beserta jajarannya sampai di tingkat PPK saat ini masih menggalang donasi yang nantinya diberikan kepada para petugas yang mengalami musibah itu.
Ia mengakui bahwa beban penyelenggara Pemilu 2019 lebih berat daripada Pemilu 2014. Pada pemilu sebelumnya, dilaksanakan terpisah, yakni pada tanggal 9 April dan 9 Juli 2014.
Pemilu kali ini digelar serentak, petugas penyelenggara pemilu harus bekerja lebih keras. Selain itu, kata Syamsul Wathoni, padatnya jadwal membuat kondisi fisik dan mental terkuras hingga banyak petugas yang drop dan sakit.
Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019