Jakarta (ANTARA) - Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) mengalami kelelahan mengakibatkan rekapitulasi penghitungan suara di Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan terlambat.
"Rekapitulasi penghitungan suara kalau dibilang melelahkan, sangat sangat lelah, kita terus bekerja tiada henti," ujar Ketua PPK Pasar Minggu, Solikin Hadi Cahyono di Jakarta, Selasa.
Rekapitulasi penghitungan perolehan suara di Kecamatan Pasar Minggu terdiri dari tujuh kelurahan, yakni Kelurahan Pejaten Barat, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Kebagusan, Jati Padang, Ragunan dan Cilandak Timur yang dilaksanakan sejak Jumat (19/4).
Memasuki hari kelima pelaksanaan, PPK Pasar Minggu belum merampungkan satu pun rekapitulasi perolehan suara pada tingkat kelurahan.
"Yang masih dihitung sekarang kelurahan Kebagusan dan Pasar Minggu. kalau dua itu selesai baru dua kelurahan yang dihitung. Kemarin dua hari di sini hanya dapat 41 TPS DPR," ucap Solikin.
Solikin mengatakan, para petugas banyak yang mengeluh kelelahan. Hal tersebut, kata dia, patut dimaklumi karena petugas tersebut tidak hanya bekerja pada saat rekapitulasi di tingkat kecamatan, melainkan dari sebelum pemilu digelar.
"Penerimaan C1 dari TPS ke kita itu bisa memakan waktu dua hari, artinya dari kita PPS dan PPK yang menerima itu sampai menginap tidak tidur," ujar Solikin.
Solikin melanjutkan faktor kelelahan tersebut sedikit banyak mempengaruhi proses rekapitulasi perolehan suara di Kecamatan Pasar Minggu.
Sejumlah permasalahan timbul selama proses rekapitulasi yang kerap berlangsung dari pagi hingga dini hari.
"Misalnya salah memasukkan angka, penghitungan suara partai dan suara calon dihitung dua-duanya, harusnya kan calon saja. Nah itu banyak seperti itu sehingga banyak membuka plano, ada yang membuka surat suara lagi, dihitung ulang, jadi melelahkan," Solikin menyatakan.
Meski terdapat sejumlah kendala yang dihadapi, Solikin optimis proses rekapitulasi penghitungan perolehan suara di Kecamatan Pasar Minggu bisa selesai tepat waktu.
"Mudah-mudahan harus selesai. Kalau enggak selesai ya harus kita kebut nanti," ujar Solikin.
"Rekapitulasi penghitungan suara kalau dibilang melelahkan, sangat sangat lelah, kita terus bekerja tiada henti," ujar Ketua PPK Pasar Minggu, Solikin Hadi Cahyono di Jakarta, Selasa.
Rekapitulasi penghitungan perolehan suara di Kecamatan Pasar Minggu terdiri dari tujuh kelurahan, yakni Kelurahan Pejaten Barat, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Kebagusan, Jati Padang, Ragunan dan Cilandak Timur yang dilaksanakan sejak Jumat (19/4).
Memasuki hari kelima pelaksanaan, PPK Pasar Minggu belum merampungkan satu pun rekapitulasi perolehan suara pada tingkat kelurahan.
"Yang masih dihitung sekarang kelurahan Kebagusan dan Pasar Minggu. kalau dua itu selesai baru dua kelurahan yang dihitung. Kemarin dua hari di sini hanya dapat 41 TPS DPR," ucap Solikin.
Solikin mengatakan, para petugas banyak yang mengeluh kelelahan. Hal tersebut, kata dia, patut dimaklumi karena petugas tersebut tidak hanya bekerja pada saat rekapitulasi di tingkat kecamatan, melainkan dari sebelum pemilu digelar.
"Penerimaan C1 dari TPS ke kita itu bisa memakan waktu dua hari, artinya dari kita PPS dan PPK yang menerima itu sampai menginap tidak tidur," ujar Solikin.
Solikin melanjutkan faktor kelelahan tersebut sedikit banyak mempengaruhi proses rekapitulasi perolehan suara di Kecamatan Pasar Minggu.
Sejumlah permasalahan timbul selama proses rekapitulasi yang kerap berlangsung dari pagi hingga dini hari.
"Misalnya salah memasukkan angka, penghitungan suara partai dan suara calon dihitung dua-duanya, harusnya kan calon saja. Nah itu banyak seperti itu sehingga banyak membuka plano, ada yang membuka surat suara lagi, dihitung ulang, jadi melelahkan," Solikin menyatakan.
Meski terdapat sejumlah kendala yang dihadapi, Solikin optimis proses rekapitulasi penghitungan perolehan suara di Kecamatan Pasar Minggu bisa selesai tepat waktu.
"Mudah-mudahan harus selesai. Kalau enggak selesai ya harus kita kebut nanti," ujar Solikin.
Pewarta: Fathur Rochman, Taufik Ridwan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019