Gubernur NTB minta warga jaga persatuan meski beda pilihan

Ini kata KPU DKI bagi pemilih sebelum ke TPS pada Rabu
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) H Zulkieflimansyah (berdiri) saat menyampaikan sambutan dalam acara silaturahmi dengan para komponen masyarakat pascasituasi pemilihan presiden dan wakil presiden, legislatif dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) tahun 2019 di Pendopo Gubernur NTB di Mataram, Senin malam (22/4). (Foto ANTARA/Nur Imansyah).
Karena sekarang dengan algoritma dan big data yang terintergrasi dengan bioteknologi, ke depannya akan membuat kehidupan manusia sangat berbeda. Mulai dari bidang kesehatan, teknologi informasi hingga kepemiluan."

Mataram (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat H Zulkieflimansyah meminta masyarakat tetap senantiasa bersatu walau berbeda pilihan politik di pemilu 2019.

"Pilihan boleh berbeda, tapi mudah-mudahan tidak membuat modal sosial kita terkuras habis. Kita boleh berbeda, namun dengan duduk bersama mudah-mudahan hati kita semakin dekat, kita bisa tersenyum, saling berjabat tangan dan bersilaturahmi sesungguhnya," kata Gubernur dalam acara silaturahmi dengan para komponen masyarakat pasca pemilihan presiden dan wakil presiden, legislatif dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) tahun 2019 di Pendopo Gubernur NTB di Mataram, Senin malam (22/4).

Silaturahmi ini dihadiri oleh para tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh wanita se-NTB dan para anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKDP) Provinsi NTB.

Hadir pula sejumlah rektor dan akademisi, para ketua partai politik para pimpinan pondok pesantren, dan kepala organisasi p0erangkat daerah (OPD). Acara silaturahmi ini juga diisi dengan doa bersama, dan pembacaan puisi serta pesan damai.

Dalam kesempatan itu, Gubernur NTB menyampaikan pandangannya tentang pemilu serentak yang baru saja selesai dilakukan beberapa hari lalu.

"Belum pernah dalam sejarah kita berbangsa kita melakukan pemilihan seperti pemilu kemarin. kita baru pertama kali melakukan pemilihan presiden bersamaan dengan pemilihan anggota legislatif. Bahkan dari berbagai desa dan kecamatan memberi masukan. Banyak warga yang tidak kenal calon legislatif yang akan dipilih. Akhirnya memilih hanya karena fotonya begitu menarik," jelasnya.

"Mungkin ini juga akan menjadi kenangan kita. Dan saya kira lima tahun yang akan datang belum tentu proses demokrasinya seperti sekarang," sambungnya.

Gubernur mengibaratkan apa yang terjadi pada pemilu 2019 seperti cerita sebuah buku tentang "21 Pelajaran di Abad ke-21". Di mana di buku tersebut menceritakan tentang revolusi teknologi dan bioteknologi.

"Karena sekarang dengan algoritma dan big data yang terintergrasi dengan bioteknologi, ke depannya akan membuat kehidupan manusia sangat berbeda. Mulai dari bidang kesehatan, teknologi informasi hingga kepemiluan," terang Zulkieflimansyah.

"Kita akan mengalami satu masa, ketika manusia dengan teknologi dan tidak berhati-hati, maka kita akan berada pada satu dunia yang baru lagi. Dan mungkin lima tahun ke depan lagi kita akan tertawa. Pada tahun 2019, ada pemilu yang membuat orang menjadi berbeda, padahal kita satu tujuan," jelasnya.

Selain itu gubernur menyampaikan bahwa hubungannya sangat dekat secara emosional dengan seluruh pasangan calon presiden dan wakil presiden peserta pemilu.

"Saya sama Pak Jokowi itu kenal sejak dulu beliau jadi Walikota Solo, Jadi kalau beliau sedang di Jakarta beliau numpang mobil saya. Kami juga sering duduk bersama dan ketemu di rumahnya berdialog tentang ekonomi dan sebagainya. Sedangkan Pak Ma'ruf Amin ini dulu, semasa jadi aktivis di kampus hingga anggota DPR, sering meminta nasehat dari beliau," ucap Gubernur

"Begitu pun Pak Prabowo yang sangat dekat dengan kami, juga Sandiaga Uno yang sering bersama saya. Bahkan liburan bersama, satu teman main, satu teman pergaulan," tambahnya

Karena itu, pada pemilu gubernur menjelaskan dirinya sangat berhati-hati dalam bersikap, dan memilih sebisa mungkin tidak sampai melukai salah satu pasangan calon.

"Saya khawatir sekali melukai perasaan salah satunya karena kadang-kadang mudah kita berbicara, menulis status, pidato dan lain sebagainya. Tapi kalau kata-kata kita tidak terkontrol luka batin itu susah disembuhkan," katanya.

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Polda Jabar tangkap penyebar berita bohong polisi buka kotak suara Sebelumnya

Polda Jabar tangkap penyebar berita bohong polisi buka kotak suara

KPU Kabupaten Boyolali fasilitasi pengguna kursi roda di simulasi pemungutan suara Pilkada 2024 Selanjutnya

KPU Kabupaten Boyolali fasilitasi pengguna kursi roda di simulasi pemungutan suara Pilkada 2024