Semarang (ANTARA) - Ulama sekaligus akademisi dari Internal Aqsa Institute Palestina Profesor Muraweh Mosa Naser Nassar melakukan kunjungan ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Kota Semarang, Senin, untuk menyuarakan keadilan bagi rakyat Palestina.
Muraweh Mosa datang bersama rombongan dan diterima langsung oleh Ketua DPP MAJT Prof.Noor Ahmad yang didampingi Sekretaris Kiai Haji Muhyidin, mantan Gubernur Jawa Tengah KH Ali Mufiz, KH Hanif Ismail, dan Istajib AS.
Pada kesempatan tersebut, Muraweh Mosa mengatakan bahwa kemerdekaan Palestina dan Masjid Al Aqsha tidak hanya menjadi tanggung jawab umat Islam di Palestina saja, namun juga seluruh umat muslim seluruh dunia.
Ia berharap segera ada keadilan untuk rakyat Palestina sehingga bisa segera meraih kemerdekaan.
"Tahun 2012 lalu, ada sejumlah peneliti dari berbagai negara di luar Arab mengatakan kira-kira 10 tahun lagi Palestina akan merdeka. Insya Allah Palestina akan segera merdeka, maka kami berharap ada dukungan untuk Palestina," katanya.
Muraweh Mosa menyebutkan apapun yang terjadi rakyat Palestina akan tetap mempertahankan tanah airnya dan umat Islam dari berbagai negara juga akan memberikan bantuan.
Ia mengakui solidaritas orang di luar Palestina memang luar biasa, namun kami ingatkan agar dalam memberikan sumbangan kepada rakyat Palestina melalui lembaga resmi yang profesional.
"Kalau asal nyumbang tidak melalui lembaga profesional tidak akan sampai," ujar ulama yang juga sebagai Sekretaris Komite Al Quds di Unio Internasional Cendekiawan Muslim ini.
Dalam pertemuan sekitar 60 menit itu, banyak hal yang disampaikan Muraweh Mosa, tidak hanya kondisi terkini negaranya, namun juga hubungan serta sikap negara-negara Islam sekitar Palestina, sejak Perang Dunia (PD) II sampai sekarang.
Di sisi lain, dia juga bercerita tentang negara Indonesia, tentang keramahtamahan penduduk Indonesia.
"Ini adalah kunjungan ke delapan saya ke Indonesia, sambutan warga Indonesia luar biasa. Tidak hanya rakyat, namun juga pejabat negara, gubernur dan wali kota atau bupati, sambutannya sangat bagus. Pernah
saya difasilitasi helikopter dari Jakarta sampai Bogor agar saya tidak telat ke sebuah acara. Bagi saya, Indonesia adalah negara kedua saya setelah Palestina," terangnya.
Ketua DPP MAJT Profesor Noor Ahmad mengatakan bahwa ini adalah kesempatan yang bagus dimana MAJT kedatangan ulama dari Palestina.
Kedatangan Muraweh Mosa telah memberikan banyak informasi akurat soal Palestina dan Masjid Aqsha dari dulu sampai sekarang.
"Kita akan membuat Pojok Palestina di lingkungan MAJT ini. Sebelumnya kita sudah membuat Pojok China, sebagai bentuk kepedulian," katanya.
Baca juga: Menlu: Perlu keberpihakan dunia bagi Palestina
Baca juga: Rusia memiliki posisi sama dengan Indonesia terkait isu Palestina
Baca juga: Alwi Shihab harap suara Indonesia lebih lantang bela Palestina di PBB
Muraweh Mosa datang bersama rombongan dan diterima langsung oleh Ketua DPP MAJT Prof.Noor Ahmad yang didampingi Sekretaris Kiai Haji Muhyidin, mantan Gubernur Jawa Tengah KH Ali Mufiz, KH Hanif Ismail, dan Istajib AS.
Pada kesempatan tersebut, Muraweh Mosa mengatakan bahwa kemerdekaan Palestina dan Masjid Al Aqsha tidak hanya menjadi tanggung jawab umat Islam di Palestina saja, namun juga seluruh umat muslim seluruh dunia.
Ia berharap segera ada keadilan untuk rakyat Palestina sehingga bisa segera meraih kemerdekaan.
"Tahun 2012 lalu, ada sejumlah peneliti dari berbagai negara di luar Arab mengatakan kira-kira 10 tahun lagi Palestina akan merdeka. Insya Allah Palestina akan segera merdeka, maka kami berharap ada dukungan untuk Palestina," katanya.
Muraweh Mosa menyebutkan apapun yang terjadi rakyat Palestina akan tetap mempertahankan tanah airnya dan umat Islam dari berbagai negara juga akan memberikan bantuan.
Ia mengakui solidaritas orang di luar Palestina memang luar biasa, namun kami ingatkan agar dalam memberikan sumbangan kepada rakyat Palestina melalui lembaga resmi yang profesional.
"Kalau asal nyumbang tidak melalui lembaga profesional tidak akan sampai," ujar ulama yang juga sebagai Sekretaris Komite Al Quds di Unio Internasional Cendekiawan Muslim ini.
Dalam pertemuan sekitar 60 menit itu, banyak hal yang disampaikan Muraweh Mosa, tidak hanya kondisi terkini negaranya, namun juga hubungan serta sikap negara-negara Islam sekitar Palestina, sejak Perang Dunia (PD) II sampai sekarang.
Di sisi lain, dia juga bercerita tentang negara Indonesia, tentang keramahtamahan penduduk Indonesia.
"Ini adalah kunjungan ke delapan saya ke Indonesia, sambutan warga Indonesia luar biasa. Tidak hanya rakyat, namun juga pejabat negara, gubernur dan wali kota atau bupati, sambutannya sangat bagus. Pernah
saya difasilitasi helikopter dari Jakarta sampai Bogor agar saya tidak telat ke sebuah acara. Bagi saya, Indonesia adalah negara kedua saya setelah Palestina," terangnya.
Ketua DPP MAJT Profesor Noor Ahmad mengatakan bahwa ini adalah kesempatan yang bagus dimana MAJT kedatangan ulama dari Palestina.
Kedatangan Muraweh Mosa telah memberikan banyak informasi akurat soal Palestina dan Masjid Aqsha dari dulu sampai sekarang.
"Kita akan membuat Pojok Palestina di lingkungan MAJT ini. Sebelumnya kita sudah membuat Pojok China, sebagai bentuk kepedulian," katanya.
Baca juga: Menlu: Perlu keberpihakan dunia bagi Palestina
Baca juga: Rusia memiliki posisi sama dengan Indonesia terkait isu Palestina
Baca juga: Alwi Shihab harap suara Indonesia lebih lantang bela Palestina di PBB
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019