Pekanbaru (ANTARA) - Sejumlah tenaga medis memberikan pendampingan kepada penyelenggara pemilu 2019 di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansin), Provinsi Riau, untuk mencegah makin banyak yang jatuh sakit akibat kelelahan dalam tugas rekapitulasi perhitungan suara.
“Di Kuansing, tenaga medis dari dinas kesehatan memberikan fasilitasi layanan kesehatan ke Panitia Pemilih Kecamatan yang sedang pleno rekapitulasi suara,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Riau, Ilham Yasir, di Pekanbaru, Senin.
Kehadiran petugas kesehatan tidak disia-siakan oleh anggota Panita Pemilih Kecamatan (PPK). Mereka memeriksakan kesehatan, dan rata-rata memeriksakan tensi karena banyak yang kelelahan.
Ilham Yasir menyadari tekanan terhadap penyelenggara pemilu cukup besar. Sejak hari pertama pemungutan pada 17 April sudah banyak permasalahan-permasalahan yang muncul di lapangan.
Ia mengatakan, di Riau selama proses hari pemungutan dan penghitungan ada kurang lebih sekitar 129.894 orang penyelenggara pemilu yang terlibat mulai dari tingkat provinsi sampai tingkat desa, kelurahan yang tersebar di 12 kabupaten/kota, 166 kecamatan, 1.859 desa, kelurahan dan 17.000-an tempat pemungutan suara (TPS).
Permasalahan yang muncul tak boleh dibiarkan, lanjutnya, tapi harus cepat diselesaikan hingga tuntas. KPU Provinsi Riau tidak ingin setiap permasalahan yang timbul dibiarkan berlarut-larut, tapi perlu penanganan segera dengan pola membuat layanan konsultasi dan supervisi berjenjang.
“KPPS berkonsultasi ke PPS, begitu pula PPS ke PPK, dan seterusnya PPK ke KPU kab/kota, dan KPU kab/kota berkonsultasi ke KPU Prov. Dan pendampingan serta penguatan ke jajaran ke bawah dilakukan dalam bentuk supervisi dan monitoring,” katanya.
Hingga 22 April ini, berdasarkan data KPU Riau, sebanyak lima orang dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Provinsi Riau meninggal dunia karena dipicu kelelahan saat bertugas dalam penyelenggaraan Pemilu serentak 2019.
Total ada 18 penyelenggara yang mengalami kemalangan, dengan rincian lima orang meninggal dunia dan 13 lainnya sakit karena kelelahan.
Sebanyak dua orang adalah ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Kabupaten Bengkalis. Mereka bernama Yansen Andrys David, Ketua KPPS di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 5 Kelurahan Bengkalis Kota, dan Suratinizar Ketua KPPS di TPS 02 Desa Bantan Tua, Kecamatan Bantan.
Kemudian, korban meninggal lainnya bernama Ema anggota KPPS di TPS 1 Desa Bedeng Sikuran Kecamatan Inuman, Kabupaten Kuantan Singingi, serta Faisal Ketua KPPS TPS 01 Desa Kumantan, Bangkinang, Kabupaten Kampar. Dan terakhir adalah Umar Banu, Ketua KPPS di TPS 16, Simpang Kanan Kecamatan Simpang Kanan, Kabupaten Rokan Hilir.
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019