Pangkalpinang (ANTARA) - Bagi Bripda Rizki Oktariani, Polisi Wanita Kepolisian Daerah Kepulauan Bangka Belitung, peringatan Hari Kartini 2019 merupakan momentum untuk lebih bersemangat dan profesional dalam mengawal dan mengamankan Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif yang digelar secara serentak pada 17 April 2019 agar lancar dan kondusif.
"Saat ini tidak ada lagi perbedaan antara polisi wanita dengan lelaki dalam mengamankan pemilu," kata Bripda Rizki Oktariani saat mengawal rapat pleno rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan surat Pemilu 2019 di Kecamatan Gabek Pangkalpinang, Minggu.
Ia mengatakan peringatan Hari Kartini tahun ini yang bertepatan proses Pilpres dan Pileg membutuhkan kerja keras, kesabaran dan harus bersiaga 24 jam untuk menciptakan suasana kondusif selama masa kampanye, pencoblosan, penghitungan surat suara hingga pelantikan presiden dan anggota legislatif terpilih pada pesta demokrasi tahun ini.
"Polwan dengan polisi pria sama-sama bertugas mengamankan jalannya pemilu. Terkadang kita harus pulang subuh dan berangkat lagi pagi untuk mengawal dan mengamankan pesta demokrasi ini," ujarnya.
Polwan berhijab kelahiran 20 Oktober 1996 di Petaling Kabupaten Bangka ini mengaku sulit mengatur waktu antara tugas mengamankan pemilu dengan keluarga. Namun demikian, ia tetap bersemangat berupaya memberikan pelayanan semaksimal mungkin agar pesta demokasi ini berjalan aman, tertib, lancar dan damai.
"Kalau melihat tugas yang diemban polwan, mungkin jarang perempuan yang mau, kebanyakan mereka ingin di rumah, memasak, mengurus keluarga dan bekerja duduk di kantor saja," kata Rizki yang telah bertugas selama dua tahun di Polda Kepulauan Babel.
Namun demikian, ia bangga bisa memberikan pelayanan dan lebih berguna bagi masyarakat khususnya kaum perempuan.
"Ini tugas kami sebagai polisi untuk memberikan contoh yang baik dan juga rasa aman kepada masyarakat di daerah ini," ujarnya.
Ia berharap kaum perempuan menjadikan peringatan Hari Kartini sebagai momentum untuk lebih percaya diri, meningkatkan kualitas pendidikan, tidak cengeng dan tidak melakukan pernikahan dini serta mengantungkan hidup dengan orang lain.
"Kita sebagai perempuan harus kuat dan tidak boleh lemah yang sedikit-sedikit mau enaknya saja," kata Rizki yang sedang melanjutkan pendidikan Universitas Terbuka Bangka Belitung.
"Saat ini tidak ada lagi perbedaan antara polisi wanita dengan lelaki dalam mengamankan pemilu," kata Bripda Rizki Oktariani saat mengawal rapat pleno rekapitulasi dan penetapan hasil penghitungan surat Pemilu 2019 di Kecamatan Gabek Pangkalpinang, Minggu.
Ia mengatakan peringatan Hari Kartini tahun ini yang bertepatan proses Pilpres dan Pileg membutuhkan kerja keras, kesabaran dan harus bersiaga 24 jam untuk menciptakan suasana kondusif selama masa kampanye, pencoblosan, penghitungan surat suara hingga pelantikan presiden dan anggota legislatif terpilih pada pesta demokrasi tahun ini.
"Polwan dengan polisi pria sama-sama bertugas mengamankan jalannya pemilu. Terkadang kita harus pulang subuh dan berangkat lagi pagi untuk mengawal dan mengamankan pesta demokrasi ini," ujarnya.
Polwan berhijab kelahiran 20 Oktober 1996 di Petaling Kabupaten Bangka ini mengaku sulit mengatur waktu antara tugas mengamankan pemilu dengan keluarga. Namun demikian, ia tetap bersemangat berupaya memberikan pelayanan semaksimal mungkin agar pesta demokasi ini berjalan aman, tertib, lancar dan damai.
"Kalau melihat tugas yang diemban polwan, mungkin jarang perempuan yang mau, kebanyakan mereka ingin di rumah, memasak, mengurus keluarga dan bekerja duduk di kantor saja," kata Rizki yang telah bertugas selama dua tahun di Polda Kepulauan Babel.
Namun demikian, ia bangga bisa memberikan pelayanan dan lebih berguna bagi masyarakat khususnya kaum perempuan.
"Ini tugas kami sebagai polisi untuk memberikan contoh yang baik dan juga rasa aman kepada masyarakat di daerah ini," ujarnya.
Ia berharap kaum perempuan menjadikan peringatan Hari Kartini sebagai momentum untuk lebih percaya diri, meningkatkan kualitas pendidikan, tidak cengeng dan tidak melakukan pernikahan dini serta mengantungkan hidup dengan orang lain.
"Kita sebagai perempuan harus kuat dan tidak boleh lemah yang sedikit-sedikit mau enaknya saja," kata Rizki yang sedang melanjutkan pendidikan Universitas Terbuka Bangka Belitung.
Pewarta: Aprionis
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019