Kami nyatakan bahwa Jembatan Siak IV masih layak dan masih kokoh
Pekanbaru (ANTARA) - Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Riau Dadang Eko Purwanto menyatakan Jembatan Marhum Bukit atau yang lebih dikenal dengan Jembatan Siak IV, tetap layak dilintasi kendaraan meski seratusan bautnya raib dicuri.
Dadang kepada wartawan di Pekanbaru, Senin, mengatakan dirinya perlu meluruskan informasi yang beredar terutama di media sosial bahwa jembatan yang baru diresmikan itu akan ditutup akibat insiden pencurian baut.
"Tidak benar kalau jembatan ini akan ditutup hanya karena bautnya ada yang hilang," katanya.
Meski demikian, ia mengatakan kemungkinan jembatan bisa ditutup apabila pencurian baut-baut di jembatan itu terus terjadi.
Penutupan adalah kemungkinan terburuk yang bisa terjadi, namun saat ini konstruksi Jembatan Siak IV dinilai masih aman untuk digunakan publik, katanya.
"Kami nyatakan bahwa Jembatan Siak IV masih layak dan masih kokoh. Hanya saja kalau terus menerus bautnya hilang, ya tentu pada akhirnya membahayakan. Kalau kondisinya membahayakan, ya pastilah akan ditutup," lanjut Dadang.
Pada Senin ini petugas dari Dinas PUPR dan Dinas Perhubungan Riau sudah melakukan inspeksi terhadap jembatan yang menghubungkan Sungai Siak dari ujung Jl. Jenderal Sudirman ke daerah Rumbai.
Selain itu, tim juga memeriksa kondisi Jembatan Siak III yang lokasinya tak jauh dari Jembatan Siak IV dan diduga nasib bautnya bernasib sama alias banyak yang raib.
Sementara itu, pihaknya akan segera melakukan perbaikan namun butuh waktu karena untuk mengganti baut yang hilang harus dipesan secara khusus.
Diperkirakan dua atau tiga hari ini baut yang dipesan sudah sampai ke Pekanbaru.
Selain itu, ia mengatakan pihaknya juga sudah melaporkan pencurian baut dan fasilitas Jembatan Siak IV itu ke polisi.
“Kita juga sudah laporkan masalah dicurinya baut ini ke pihak kepolisian," ujarnya.
Baca juga: Ratusan baut hilang, Jembatan Siak IV akan ditutup
Baca juga: Gubernur Riau: Jembatan Siak IV sudah dibuka untuk umum
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019