Kartu-kartu ini adalah simbolik untuk negara hadir bagi golongan fakir dan miskinJakarta (ANTARA) - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'aruf Amin, Arif Budimanta, mengatakan program kartu-kartu Jokowi merupakan simbol negara hadir bagi masyarakat yang membutuhkan.
“Kartu-kartu ini adalah simbolik untuk negara hadir bagi golongan fakir dan miskin,” kata Arif Budimanta dalam keterangan pers setelah debat capres kelima di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu malam.
Jokowi-Ma’ruf Amin menawarkan tiga program jika terpilih sebagai presiden dan wakil presiden yang diwujudkan dengan kartu-kartu yakni Kartu Sembako Murah, Kartu Pra Kerja, dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
Program-program tersebut dianggap oleh kubu lawan politiknya sebagai sesuatu yang tidak efektif dan tidak mengandung unsur kebaruan.
“Kartu-kartu ini basis datanya sama yakni dari data kependudukan, tujuannya untuk menjawab amanah konstitusi,” katanya.
Ia menambahkan untuk menjawab amanah konstitusi yakni UUD 1945 Pasal 34 ayat 1 berbunyi” Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara” maka Jokowi menggunakan instrumen kartu.
“Programnya KIP kuliah, kartu prakerja, dan kartu sembako murah,” katanya.
Sementara itu Nita Dewi (Relawan Kelompok Perempuan/Koper UMKM) yang turut serta mewakili TKN saat jumpa pers mengatakan penggunaan kartu-kartu tersebut belum berbasis digital karena sebagian besar masyarakat Indonesia prasejahtera belum 100 persen paham digital.
“Kasih kesempatan Pak Jokowi untuk memeratakan digitalisasi sampai akar rumput,” katanya.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019