Jakarta (ANTARA) - Calon Presiden Nomor Urut 02 menyebutkan bahwa maskapai nasional (flag carrier) Garuda Indonesia baru akan meraup keuntungan apabila jumlah penumpang meningkat sampai 120 persen.
Prabowo dalam Debat Capres Kelima di Jakarta, Sabtu, mengatakan data tersebut berdasarkan hasil studi Bloomberg.
"Sebagai contoh beberapa saat lalu Bloomberg membuat satu studi penerbangan. Break even point (titik impas) penerbangan yaitu berapa kursi yang harus diduduki penumpang agar penerbangan bisa untung untuk penerbangan Jepang kurang lebih 60 persen, Garuda baru bisa untung kalau penumpang 120 persen," katanya.
Menurut dia, apabila kondisinya seperti itu bagaimana maskapai nasional seperti Garuda bisa untung, ditambah beban akan dibentuk holding penerbangan.
"Kalau begini terus, bagaimana bisa untung apalagi mau bikin holding-holding tidak dikelola dengan baik, ini risau," katanya.
Indikator penerbangan yang dinilai tidak dipedulikan pemerintah ini merupakan salah satu indikator BUMN yang goyah.
"BUMN adalah benteng terakhir ekonomi Indonesia, tetapi kita melihat benteng-benteng itu goyah," katanya.
Selain itu, lanjut dia, ruang negara merupakan aset bangsa, namun mengapa pihak asing dinilai mudah untuk memafaatkannya.
"Airspace (ruang udara) adalah aset bangsa kita, aset ekonomi, tapi kenapa 'flag carrier' (maskapai nasional) perjuangan kita, kok kita biarkan morat-marit," katanya.
Debat kelima Pemilu Presiden 2019 merupakan debat pamungkas sekaligus akan menutup seluruh rangkaian debat yang telah dimulai sejak Januari 2019.
Debat yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta ini menghadirkan kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden baik paslon nomor urut 01 maupun 02.
Berbagai tema yang diangkat dalam debat terakhir ini adalah ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, dan industri.
Sebagaimana diketahui, Pemilu Presiden 2019 yang akan diselenggarakan pada 17 April diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.
Baca juga: Jokowi: jangan ragukan kemampuan BUMN
Prabowo dalam Debat Capres Kelima di Jakarta, Sabtu, mengatakan data tersebut berdasarkan hasil studi Bloomberg.
"Sebagai contoh beberapa saat lalu Bloomberg membuat satu studi penerbangan. Break even point (titik impas) penerbangan yaitu berapa kursi yang harus diduduki penumpang agar penerbangan bisa untung untuk penerbangan Jepang kurang lebih 60 persen, Garuda baru bisa untung kalau penumpang 120 persen," katanya.
Menurut dia, apabila kondisinya seperti itu bagaimana maskapai nasional seperti Garuda bisa untung, ditambah beban akan dibentuk holding penerbangan.
"Kalau begini terus, bagaimana bisa untung apalagi mau bikin holding-holding tidak dikelola dengan baik, ini risau," katanya.
Indikator penerbangan yang dinilai tidak dipedulikan pemerintah ini merupakan salah satu indikator BUMN yang goyah.
"BUMN adalah benteng terakhir ekonomi Indonesia, tetapi kita melihat benteng-benteng itu goyah," katanya.
Selain itu, lanjut dia, ruang negara merupakan aset bangsa, namun mengapa pihak asing dinilai mudah untuk memafaatkannya.
"Airspace (ruang udara) adalah aset bangsa kita, aset ekonomi, tapi kenapa 'flag carrier' (maskapai nasional) perjuangan kita, kok kita biarkan morat-marit," katanya.
Debat kelima Pemilu Presiden 2019 merupakan debat pamungkas sekaligus akan menutup seluruh rangkaian debat yang telah dimulai sejak Januari 2019.
Debat yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta ini menghadirkan kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden baik paslon nomor urut 01 maupun 02.
Berbagai tema yang diangkat dalam debat terakhir ini adalah ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, dan industri.
Sebagaimana diketahui, Pemilu Presiden 2019 yang akan diselenggarakan pada 17 April diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni pasangan nomor urut 01 Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin serta pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno.
Baca juga: Jokowi: jangan ragukan kemampuan BUMN
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019