Jakarta (ANTARA) - Kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 menyatakan akan banyak menghabiskan waktu untuk beribadah dan berdoa di masjid saat hari tenang menjelang pesta demokrasi Pemilu 2019.
Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Djoko Santoso, di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu malam, mengatakan pihaknya akan banyak menghabiskan banyak waktu untuk berdoa.
“Berdoa di masjid, berdoalah,” kata Djoko Santoso.
Berdoa dan melakukan introspeksi diri dianggapnya sangat penting menjelang pelaksanaan Pemilu 2019.
Pihaknya berharap seluruh proses pemilu bisa berjalan sesuai mekanisme yang benar, netral, dan objektif.
“Kalau misal ada kecurangan yang tahu rakyat,” katanya.
Terkait dengan kabar beberapa dukungan yang diberikan oleh sejumlah tokoh termasuk Ustad Abdul Somad (UAS), Djoko mempersilakan dan membuka diri.
“Kalau memang dia mendukung silakan. Jelaslah, ada pasal 28 konstitusi kita mengatakan bahwa setiap warga negara punya hak untuk menyatakan pendapat baik tertulis maupun lisan dan barang siapa menghalangi itu kena pidana,” katanya.
Sementara terkait kasus surat suara yang tercoblos di Malaysia, pihaknya memastikan ada kecurangan yang telah terjadi.
“Kalau saya ya pasti ada. Kita serahkan kepada aparat yang berwajib kita rakyat mau melihat saja bagaimana aparat yang berwajib menyelesaikan masalah itu, kita berharap itu harus prosedur mekanismenya benar, netral, dan objektif. Kita serahkan saja,” katanya.
Pemilu Presiden 2019 diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Djoko Santoso, di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu malam, mengatakan pihaknya akan banyak menghabiskan banyak waktu untuk berdoa.
“Berdoa di masjid, berdoalah,” kata Djoko Santoso.
Berdoa dan melakukan introspeksi diri dianggapnya sangat penting menjelang pelaksanaan Pemilu 2019.
Pihaknya berharap seluruh proses pemilu bisa berjalan sesuai mekanisme yang benar, netral, dan objektif.
“Kalau misal ada kecurangan yang tahu rakyat,” katanya.
Terkait dengan kabar beberapa dukungan yang diberikan oleh sejumlah tokoh termasuk Ustad Abdul Somad (UAS), Djoko mempersilakan dan membuka diri.
“Kalau memang dia mendukung silakan. Jelaslah, ada pasal 28 konstitusi kita mengatakan bahwa setiap warga negara punya hak untuk menyatakan pendapat baik tertulis maupun lisan dan barang siapa menghalangi itu kena pidana,” katanya.
Sementara terkait kasus surat suara yang tercoblos di Malaysia, pihaknya memastikan ada kecurangan yang telah terjadi.
“Kalau saya ya pasti ada. Kita serahkan kepada aparat yang berwajib kita rakyat mau melihat saja bagaimana aparat yang berwajib menyelesaikan masalah itu, kita berharap itu harus prosedur mekanismenya benar, netral, dan objektif. Kita serahkan saja,” katanya.
Pemilu Presiden 2019 diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019