Kendari (ANTARA) - Jajaran TNI Angkatan Darat di Sulawesi Tenggara memprioritaskan pengamanan obyek vital sebelum, saat dan sesudah pelaksanaan pemungutan suara pemilihan presiden dan pemilihan anggota legislatif 17 April 2019.
Pangdam XIV Hasandudin, Mayjen TNI Surawahadi di Kendari, Rabu, mengatakan obyek vital sasaranan pengamanan prioritas adalah penerangan listrik negara (PLN), sarana komunikasi (Telkom) dan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
"Semua lini harus aman dari gangguan tetapi konsep pengamanan prioritas diutamakan obyek strategis, seperli PLN, SPBU dan sarana telekomunikasi," kata Pangdam Surawahadi usai gelar pasukan pengamanan Pemilu di Markas Batalyon 725 Woroagi, Konawe Selatan.
Kekuatan personel TNI AD yang siap mengawal dan mendukung Pemilu sebanyak 2.098 orang sedangkan perkuatan personel bantuan dari satuan Kostrad untuk teritorial Korem 143 Haluoleo sebanyak 200 orang.
"Kita ketahui bahwa prajurit Infrantri Batalyon Woroagi saat ini sedang menjalankan tugas pengamanan di Papua sehingga diperlukan BKO 200 perseonel dari Kostrad Makassar," kata Pangdam Hasanuddin.
Selain pergeseran 200 prajurit Kostrad Kodam XIV Hasanudin juga pengiriman dua unit armada lapis baja serta 10 orang personel.
Menghadapi Pemilu 17 April 2019, kata Pangdam Surawahadi, TNI AD memegang teguh komitmen menjaga netralitas demi kepentingan negara dan rakyat.
"TNI bersama Kepolisian menjaga, mengawal pelaksanaan Pemilu. KPU sebagai penyelenggara dan Bawaslu sebagai pengawas diharapkan menjalankan tugas sebaik-baiknya untuk kepentingan bangsa," ujarnya.
Data KPU Sultra menyebutkan jumlah TPS yang tersebar pada 17 kabupaten/kota sebanyak 7.785 atau meningkat dibandingkan pilkada gubernur Sultra 2018 sebanyak 4.909.
Peningkatan jumlah TPS tersebut, disebabkan beberapa faktor, diantaranya kuota dalam satu TPS pada pemilu nanti tidak lebih dari 300 pemilih, sementara pada pilkada gubernur kapasitas dalam setiap TPS berisikan 500 sampai 700 pemilih.
Jumlah Daftar Pemilih Tetap di Sultra ditetapkan sebanyak 1.685.377 orang atau meningkat 57.057 orang dibanding DPT pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sultra tahun 2018.
Pangdam XIV Hasandudin, Mayjen TNI Surawahadi di Kendari, Rabu, mengatakan obyek vital sasaranan pengamanan prioritas adalah penerangan listrik negara (PLN), sarana komunikasi (Telkom) dan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
"Semua lini harus aman dari gangguan tetapi konsep pengamanan prioritas diutamakan obyek strategis, seperli PLN, SPBU dan sarana telekomunikasi," kata Pangdam Surawahadi usai gelar pasukan pengamanan Pemilu di Markas Batalyon 725 Woroagi, Konawe Selatan.
Kekuatan personel TNI AD yang siap mengawal dan mendukung Pemilu sebanyak 2.098 orang sedangkan perkuatan personel bantuan dari satuan Kostrad untuk teritorial Korem 143 Haluoleo sebanyak 200 orang.
"Kita ketahui bahwa prajurit Infrantri Batalyon Woroagi saat ini sedang menjalankan tugas pengamanan di Papua sehingga diperlukan BKO 200 perseonel dari Kostrad Makassar," kata Pangdam Hasanuddin.
Selain pergeseran 200 prajurit Kostrad Kodam XIV Hasanudin juga pengiriman dua unit armada lapis baja serta 10 orang personel.
Menghadapi Pemilu 17 April 2019, kata Pangdam Surawahadi, TNI AD memegang teguh komitmen menjaga netralitas demi kepentingan negara dan rakyat.
"TNI bersama Kepolisian menjaga, mengawal pelaksanaan Pemilu. KPU sebagai penyelenggara dan Bawaslu sebagai pengawas diharapkan menjalankan tugas sebaik-baiknya untuk kepentingan bangsa," ujarnya.
Data KPU Sultra menyebutkan jumlah TPS yang tersebar pada 17 kabupaten/kota sebanyak 7.785 atau meningkat dibandingkan pilkada gubernur Sultra 2018 sebanyak 4.909.
Peningkatan jumlah TPS tersebut, disebabkan beberapa faktor, diantaranya kuota dalam satu TPS pada pemilu nanti tidak lebih dari 300 pemilih, sementara pada pilkada gubernur kapasitas dalam setiap TPS berisikan 500 sampai 700 pemilih.
Jumlah Daftar Pemilih Tetap di Sultra ditetapkan sebanyak 1.685.377 orang atau meningkat 57.057 orang dibanding DPT pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sultra tahun 2018.
Pewarta: Sarjono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019