Jakarta (ANTARA) - Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) membahas Pemilu damai, berkualitas dan beradab yang hasilnya nanti menjadi masukan untuk dewan eksekutif ormas Islam tersebut dan diperluas bagi umat serta masyarakat.
Persoalan demokrasi tersebut dibahas dalam Rapat Pleno ke-37 Wantim MUI di Jakarta, Rabu. Rapat dipimpin Ketua Wantim MUI Din Syamsuddin dan dihadiri sejumlah elit berbagai ormas Islam.
Kegiatan tersebut dimanfaatkan sebagai upaya musyawarah menyerap aspirasi dari para pimpinan ormas Islam mengenai isu-isu terkini.
Din mengaku prihatin dengan kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini di tahun politik. Terdapat perselisihan dan perseteruan yang tajam yang jika tidak dikelola dengan baik dapat membawa pada perpecahan.
"Maka Watim MUI mendorong terselenggaranya pemilu yang damai, berkualitas, berkeadilan, berkeadaban," kata dia.
Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhamamdiyah itu juga menyerukan Komisi Pemilihan Umum dan aparat keamanan dapat menjamin terselenggaranya Pemilu yang kondusif, jujur dan adil. "Bagi penyelenggara Pemilu agar menjadi wasit yang adil," katanya.
Wantim MUI, kata dia, juga menyerukan bagi rakyat Indonesia, terutama umat Islam, yang memiliki hak pilih untuk mencoblos. Turut serta dalam proses Pemilu dengan menggunakan hak pilihnya merupakan perwujudan tanggung jawab terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Menggunakan hak pilih itu menunaikan kewajiban kebangsaan dan keagamaan secara sekaligus," kata dia.
Baca juga: Menko Polhukam: Pemilu bukan arena memecah persatuan bangsa
Baca juga: Kemendagri gelar Rakornas Kewaspadaan Nasional dukung Pemilu damai
Baca juga: Pengamat imbau masyarakat maknai pemilu presiden secara proporsional
Persoalan demokrasi tersebut dibahas dalam Rapat Pleno ke-37 Wantim MUI di Jakarta, Rabu. Rapat dipimpin Ketua Wantim MUI Din Syamsuddin dan dihadiri sejumlah elit berbagai ormas Islam.
Kegiatan tersebut dimanfaatkan sebagai upaya musyawarah menyerap aspirasi dari para pimpinan ormas Islam mengenai isu-isu terkini.
Din mengaku prihatin dengan kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini di tahun politik. Terdapat perselisihan dan perseteruan yang tajam yang jika tidak dikelola dengan baik dapat membawa pada perpecahan.
"Maka Watim MUI mendorong terselenggaranya pemilu yang damai, berkualitas, berkeadilan, berkeadaban," kata dia.
Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhamamdiyah itu juga menyerukan Komisi Pemilihan Umum dan aparat keamanan dapat menjamin terselenggaranya Pemilu yang kondusif, jujur dan adil. "Bagi penyelenggara Pemilu agar menjadi wasit yang adil," katanya.
Wantim MUI, kata dia, juga menyerukan bagi rakyat Indonesia, terutama umat Islam, yang memiliki hak pilih untuk mencoblos. Turut serta dalam proses Pemilu dengan menggunakan hak pilihnya merupakan perwujudan tanggung jawab terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Menggunakan hak pilih itu menunaikan kewajiban kebangsaan dan keagamaan secara sekaligus," kata dia.
Baca juga: Menko Polhukam: Pemilu bukan arena memecah persatuan bangsa
Baca juga: Kemendagri gelar Rakornas Kewaspadaan Nasional dukung Pemilu damai
Baca juga: Pengamat imbau masyarakat maknai pemilu presiden secara proporsional
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019